Sang Penyair yang Dibungkam Tanpa Keadilan Wiji thukul

02.44
Oleh : Muhammad Sadun
Prodi : Pend. Sosiologi
Perawakan dia biasa-biasa saja, tidak ada yang menarik dari penampilannya karena dia kurus, rambut keriting, serta mata kiri yang sudah tak berfungsi lagi hanya dibulatkan oleh secarik kain untuk menutupinya, dia berasal dari yogyakarta memiliki satu seorang istri dan dua anak laki-laki dan perempuan, wiji thukul  ibarat kata salah satu dari ribuan orang yang hanya memukakan argumennya terhadap pemerintah melalui puisi dia, salah satu aktivis yang bisa terbilang tak mau namanya di pampang di salah satu lembar pahlawan, dia seorang puitis yang ketika membacakan puisinya langsung dapat menarik hati para buruh dan dilabelling sangat berbahaya karena salah satu punggawa PDI partai demokrasi indonesia, dia salah satu dari ratusan orang yang masuk kedalam daftar penculikan pada masa orde baru namun bisa dibilang dia itu nomaden kenapa? Karena hampir disisa hidupnya dia selalu berpindah-pindah satu tempat ke tempat lainnya untuk menghilang dari kejaran antek2 pemerintah dia juga pernah berada di jalan i gusti ngurahrai pada bulan febuari 2013 dirumah salah satu pro PDI dia meninggalkan keluarganya sampai tak kembali lagi ke kampung halamannya untuk mencegah tertangkapnya oleh antek2 pemerintah hampir disetiap pelariannya dia selalu menyamarkan namanya dan penampilannya al hasil itu berhasil mengecoh kelompok-kelompok yang bersekutu dengan pemerintah pada masanya wiji thukul seorang masyarakat yang mampu mengemukakan pendapat demi aspirasinya didengar namun yang didapatkan bukan aspirasi didengar tetapi dia yang buru, karena bisa membahayakan pemerintah dia dicap sebagai pemberontak oleh pemerintah.
Dia salah satu contoh bentuk aspirasi yang dibungkam oleh pemerintah pada masanya, keberadaan dia masih menjadi tanda tanya besar bagi para aktivis karena ada yang beredar wiji thukul masih hidup dengan menyamarkan keberadaannya ada berita lainnya juga bahwa wiji thukul diasingkan dibuang ke suatu tempat yang hanya tau hanyalah kacung2 pemerintah, tersebar berita juga pada tahun 2014 disemarang bahwa wiji thukul ditemukan dengan hanya jasadnya saja yang sudah tak berbentuk layaknya manusia, tersiarkan bahwa wiji thukul disiksa dipukuli serta tidak di berikan makan sama sekali.
Apa yang diberitakan tersebut belum bisa dibenarkan keasliannya karena tidak ada bukti otentik, yang dapat di pelajari dari seorang thukul ialah :
- dia mampu mengemukakan pendapat dengan berani ditempat umum
- puisi-puisinya menjadi senjata nuklir bagi pemerintah yang sangat kocar kacir
- dia salah satu seorang yang konsisten terhadap apa yang diperjuangkannya
Masih banyak lagi yang dapat diambil dari seorang wiji thukul tersebut, yang sangat disayangkan kenapa pemerintah pada masanya sangat sensitif seperti perawan yang baru datang bulan saja, karena hampir dari aspirasi dan pendpat mereka menjadi benalu bagi pemerintah thukul ialah salah seorang dari sekian banyak aktivis yang sama nasibnya dengan dia, namun dia bukanlah sosok besar yang lahir untuk indonesia namun dia hanyalah sosok kecil bagi pergerakan pemuda yang tidak tercatatkan dan dikenang oleh semua orang, dia bukan seperti jendral sudirman, sahril, kartosuwiryo, dan lainnya yang namanya dikenang sampai sekarang, wiji thukul bentuk dari kerapuhan pemerintah yang sangat tidak menerima pembaharuan, wiji thukul bentuk asli mahasiswa yang mana seharusnya menjadi karakteristiknya pembaharuan pemerintah bukan yang hanya sibuk dengan urusan kelompok-kelompoknya saja demi eksistensi di kalangan mahasiswa, wiji thukul bentuk penyampai keluh kesah rakyat terhadap pemerintah itu sendiri bukan sebagai orang yang hanya peduli dengan kursi mereka duduk-duduk serta makan dengan enak tanpa peduli rakyat bagaimana jika ibaratkan wiji thukul lidahnya rakyat, tangannya rakyat, kakinya rakyat, serta tubuhnya rakyat,  bukan seperti orang2 elit yang hanya menjadi kacung serta pembunuh karater dan pemerkosaan pendapat, wiji thukul simbol sebenarnya karakternya mahasiswa yang sejatinya harus mempunyai karakteristik.
#RedsMenulis
#RedSoldierJaya
#TotalitasTanpaBatas
©Red Soldier 2017

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.