Press Release Diskusi Online: Menilik Kartu Prakerja Pada Masa Pandemi

[Press Release Diskusi Online: Menilik Kartu Prakerja Pada Masa Pandemi]


Pada Senin, 4 Mei 2020 Tim Aksi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta, Red’ Soldier, mengadakan diskusi online bertemakan “Menilik Kartu Prakerja Pada Masa Pandemi”. Pemantik diskusi ini, yaitu Iswan Abdullah A. Siata., M.E selaku Dewan Eksekutif Nasional KSPI. Diskusi online ini dilaksanakan melalui Live Instagram akun Red Soldier FIS dan Iswan Abdullah A. Siata yang berlangsung dari pukul 16.00 – 17.30 WIB.

Pandemi Covid-19 memeberikan dampak multi sector yang tidak terkecuali pada sektor ekonomi. Dampak dalam sktor ekonomi, salah satunya berdampak pada kondisi buruh atau pekerja di Indonesia. Di masa pandemi, pemerintah menetapkan kebijakan PSBB yang berarti memperkecil ruang mobilisasi seseorang. Hal ini menyebabkan juga pada perusahan -perusahaan yang mengharuskan untuk meliburkan pekerjanya terutama pada perusahaan yang tidak diprioritaskan untuk tetap aktif pada masa ini. Akibatknya banyak buruh yang “dirumahkan” atau bahkan terkena kebijakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Untuk memberikan solusi atas hal tersebut pemerintah menyebutkan bahwa Kartu Prakerja yang telah dirilis pada awal April menjadi solusi di tengah banyaknya korban PHK pada masa pandemi.

Dalam diskusi “Menilik Kartu Prakerja Pada Masa Pandemi”, Iswan Abdullah menyebutkan bahwasanya kartu prakerja bisa dikatakan sebagai suatu bisnis abad kekinian yang mencoba memanfaatkan moment aji mumpung ketika pandemi Covid-19 yang memanfaatkan keadaan sehingga kartu prakerja ini bisa terlihat sebagai sebuah solusi bagi para korban PHK dan pengangguran. Diterbitkannya kartu prakerja pada masa pandemi ini dapat diduga bahwa kartu ini lebih kepada bisnis-bisnis pihak tertentu yang memanfaatkan keadaan kemudian dilegitimasi oleh kebijakan negara. Ada kesempatan untuk menguras keuangan Negara. Kartu prakerja dibarengi dengan pelatihan untuk memuluskan bisnis tertentu dan dilegitimasi oleh Negara.

Dalam kondisi pandemi, Iswan menebutkan beberapa cara yang seharusnya bisa dilakukan pemerintah dalam mengupayakan kondisi stagnan ekonomi, yaitu sebagai berikut:
1. Peningkatan konsumsi masyarakat (daya beli masyarakat) yang mampu menggerakan ekonomi Indonesia walaupun tidak sebanyak 5% seperti sebelumnya. 
2. Pemerintah mampu mencegah PHK dan mencari peluang kesempatan kerja baru yang berhubungan dengan kebutuhan pada masa Covid-19. 
3. Menaikan upah para pekerja TNI, Polri PNS, dan pensiuanan yang pernah dilakukan oleh Barack Obama tahun 2008 ketika terjadi stagnan ekonomi karena adanya daya beli dan serapan hasil-hasil industri. 
4. Pemerintah dapat memberikan bantuan langsung tunai bagi masyarakat tidak mampu. Pun kepada pengangguran, point-nya bukan malah membuka lebar investasi. 
5. Peningkatan ekstensifikasi dan Intensifikasi Pertanian, perikanan, dan perternakan, sehingga setelah masa ini Indonesia mampu bergerak untuk tidak bergantungan pada impor pangan.
6. Giatkan proyek-proyek padat karya, termasuk proyek pembaguann irigasi.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.