AGAMA DAN REVOLUSI DI IRAN

07.45

Oleh: Muhammad Andika

Memang nasib masuk dalam kategori negara ke-tiga menjadi sasaran negara dengan ideologi “besar” , negara-negara tersebut akan menjadi korban  pelecehan atau pengekspolitasian negara besar tersebut. Ya, salah satunya negara  bernama Republic Islam Iran atau biasa kita kenal dengan Iran yang merupakan bekas pecahan dari Kerajaan Persia, negara ini bisa dikatakan mirip dengan Indonesia dilihat dari aspek sosial dan budayanya secara ringkas negara ini juga penganut islam hanya saja sektenya berbeda dari yang banyak dianut islam yang di Indonesia, jika di Indonesia islam yang dianut adalah sunni berbeda dengan Iran hampir 90% menganut paham syiah. Juga  karakterisitik masyarakatnya yang heterogen walaupun agama syiah sangat mempengaruhi negara ini.
Jika melihat sedikit peristiwa besar mengenai revolusi maka kita akan sedikit menemukan kaitan antara agama dan revolusi , bahkan agama dan revolusi menjadi hal yang besebrangan contoh peristiwa yang disebut peristiwa revolusi (revolusi kuba, revolusi industri,revolusi amerika dan banyak lagi) kebanyakan peristiwa revolusi terjadi karena ketimpangan yang begitu besar antara si miskin dan si kaya. Jika kita melihat proses tersebut dengan menganalisa gerakan sosial dan politik kaum revolusioner agamawan ini sangatlah menarik , bagaimana tidak? Perkumpulan orang yang miskin dan tidak memiliki pengaruh dengan cepat dapat menumbangkan sebuah kekuasaan yang besar tentu dalam setiap rekam sejarah memiliki waktu dan proses yang berbeda.
Secara ringkas dalam buku seorang sosiolog bernama Emile Durkheim dalam bukunya yang berjudul “the elementary forms  of  the religious life” .  saya mendapat sebuah definisi tentang agama yaitu “sebuah kepercayaan mendalam seseorang/kelompok tentang sesuatu kekuatan yang besar” definisi ini saya ambil untuk menghindari sesuatu yang dogmatis karena jika saya ambil definisi dari sebuah agama, maka akan meluas dari bahasan awal yang akan kita bicarakan dalam peristiwa ini ada perpaduan antara semangat melawan ketidakadilan bersamaan kebangkitan islam di Iran yang sempat termarginalkan oleh Rezim Syah Pahlavi.
Negara Iran saat  ini merupakan negara yang hebat, bagaimana tidak? mereka menjadi penantang amerika dan sekutunya karena menolak memberhentikan proyek pengembangan nuklir maupun proyek peluncuran rudal  kendali jarak jauh. Sebuah cerminan negara yang ideal karena rakyat dan pemimpinnya bersatu melawan musuh dari luar atau biasa kita sebut “penjajah”. Walaupun secara dogma dan praktik ibadah agama yang saya anut berbeda dengan masyarakat Iran anut ,tapi mereka mengajarkan bahwa persatuan dan kesatuan yang kuat dapat menjadi modal untuk melawan imperialisme dan kolonialsme era modern , tapi dibalik kuatnya negara Iran saat ini  ada luka sayatan yang mendalam yang tertulis dalam sejarah bahwa bangsa Iran harus mengorbankan sebagian nyawanya untuk mencapai kemerdekaan yang murni dan terbebas dari intervensi negara lain.
Penderitaan Negara Iran mulai ketika naiknya seorang raja dari Dinasti Pahlavi yang bernama Shah Reza Pahlavi. Shah Reza merupakan raja yang cukup kejam dan otoriter. sangat lah wajar karena dia dididik dengan keras dan kasar oleh ayahnya dan membentuk watak yang keras kepala.
Di luar pemerintah resmi Pahlavi mempunyai kekuasaan melalui yayasan yang ia pegang bersama istri,dan juga saudari kembarnya. Yayasan-yayasan itu bergerak dibidang pendidikan, politik, kepemudaan, penerbitan,  jual beli tanah negara , dan juga bidang sosial. Digambarkan lewat polisi rahasia bernama Savak dan kekuataan militer yang cukup besar untuk alat melengangkan kekuasaanya, bahkan tahun 1978 Iran memiliki komposisi angkatan bersenjata terbesar ke-5 di dunia dengan jumlah personil militer 413.000 orang, faktor ini yang membuat Shah Reza sangatlah nyaman mempertahankan kekuasaannya menangkap orang-orang dianggap pemberontak dan penghianat negara.
Negara Iran patutlah berbangga karena Allah telah memberinya kekayaan alam berupa minyak yang begitu banyak, menjelang revolusi Iran di tahun 1976 Iran menjadi eksportir terbesar di dunia bahkan penghasilan dari seluruh sektor hampir 90% berasal dari minyak. Tapi perkembangan di sektor minyak tidak diimbangi dengan laju ekspor lainnya terutama sektor pertanian dimana, peran negara, tuan tanah, beberapa keluarga kaya membuat sektor pertanian yang berimbas langsung terhadap masyarakat. Pertumbuhannya sangat lamban karena praktik-praktik feodal sangat kental dalam pertanian di Iran.
Untuk itu Shah Reza memiliki terobosan untuk mengurangi ketimpangan tersebut dengan “revolusi putih” yaitu pelaksanaan reformasi tanah yang dalam pelaksanaannya terjadi proses yang kacau dan diwarnai dengan suap-menyuap terhadap aparat pemerintah , sehingga menjelang terjadinya revolusi Iran sektor pertanian mengalami fase kebangkrutan ditandai dengan impor besar-besaran bahan pangan.
Pemberontakan dimulai tanggal 7 – 9 Januari 1977  di kota suci Qom ketika menteri penerangan memfitnah bahwa Ayatullah Khomeini adalah seorang homoseksual dan gelombang protes itu menyebabkan 60 orang warga sipil meninggal dunia, mulai saat itu gelombang protes keras muncul dari berbagai kalangan baik kaum agama, nasionalis, hingga kelompok yang selama ini dianggap musuh negara bersatu melawan pemerintahan Shah Reza.
Pada periode itu juga nama Khomeini seorang ulama besar syiah  dan dibarengi dengan semangat revolusi menjadi satu untuk menumbangkan Shah Reza yang sangat otoriter dan militeristik,  ia memimpin perlawanan dengan ceramah lewat radio, kaset-kaset yang membangkitkan semangat warga Iran untuk menggulingkan Shah Reza Pahlavi. Saat itu teriakan “Hidup Khomeini” “mampus Shah” dan “Allahu Akbar” menjadi hal yang paling sering didengar kembali unsur agama dan semangat revolusi bercampur hingga terjadinya pemberontakan total dimana-mana hingga melibatkan wanita dengan senjata laras panjang, diikuti dengan tanggal 15 Desember pemogokan dokter diseluruh negeri Iran , dan beberapa hari sebelum natal dengan pemogokan nasional puncaknya saat para pekerja perusahaan minyak NIOC  dan para buruh angkutan darat, laut, dan udara ikut dalam mogok nasional yang membuat perekonomian Iran benar-benar lumpuh, karena alasan yang genting akhirnya Shah Reza pergi ke Amerika.
Ketika terjadi pemberontakan besar dan terjadinya dualisme pemerintahan antara Syahpur Bakhtiar boneka Shah dan Barzagan pemerintahan tandingan buatan Khomeini. Sehingga dengan tidak kondusif pemerintahan saat itu untuk pertama kalinya Iran melakukan pemilihan presiden dari akhir Desember 1979 hingga 26 Januari 1980 terpilihnya presiden baru yaitu Bani Shadr.
Dari  berubahnya negara Iran yang bersifat monarki menjadi republik melalui revolusi sangatlah panjang. Memadukan antara unsur revolusi dari berbagai elemen masyarakat Iran saat itu dan juga Khomeini sebagai pemuka agama syiah yang dihormati. Revolusi Iran sangatlah kental nilai religus, maka kita dapat mencontoh persatuan dan kesatuan yang ada di Negara Iran, peristiwa ini mengajarkan bahwa siapapun dia harus memiliki tanggung jawab atas stabilitas keamanan negaranya dan juga agama bukan menjadi penghalang bagi jalannya sebuah pemerintahan.


Referensi:
1.      Tamara ,Natsir 2017. Revolusi Iran. Jakarta : KPG

2.      Durkheim, Emile 2011. The elementery forms of he religius life. Jogjakarta : IRCiSod

2 komentar:

  1. Bagi teman" yg menggunakan aplikasi Dana maupun Linkaja, jangan lupa klaim bonus Promo Cashback Deposit Dana dan LinkAja Sebesar 10%

    Keuntungan Menggunakan Dana dan LinkAja

    Yuk daftar langsung di Bolavita | Masih Byk Game seru Online Lainnya

    • Sbobet Casino
    • Cbo855
    • Gd88
    • Wm Casino
    • Play1628
    • Vivoslot

    Hubungi kami segera di kontak bawah ini:
    Line : cs_bolavita
    WA: 0812-2222-995
    Telegram : 0812-2222-995

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.