Berburu KTM / KRS Mahasiswa

15.03

 Berburu KTM / KRS Mahasiswa Baru


Oleh: Lisa, Kadiv Propaganda Masa Juang 2020


Gambar oleh Google


Tak terasa kita telah berada di penghujung tahun, dimana banyak berbagai kejadian yang telah kita lewati di kampus tercinta ini. Dari mulai pembelajaran via online yang mendapat sorotan secara utama, karena ketersediaan kuota dalam pembelajaran mahasiswa yang masih belum merata dan kurang efektif karena berbanding yang sangat jauh ketika kita belajar secara tatap muka, adapula seminar online yang terasa kurang karena terkadang terkendala oleh jaringan, lalu juga ada pengaderan tiap-tiap lembaga yang dilakukan secara online dimasa pandemi ini. Saat ini semua yang ada di kampus dilakukan secara tatap muka melalui gawai yang mana kita tau terlalu lama menatap layar gawai tidak terlalu sehat bagi tubuh bahkan juga bisa mempengaruhi daya tahan tubuh itu sendiri.

Berbicara perihal berbagai kejadian kampus yang telah kita lewati semua secara online kurang lebih dalam 8 bulan, tidak afdol rasanya jika kita tidak membahas juga perihal pemilihan raya mahasiswa (pemira) di kampus tercinta kita, yang mana saat ini mengalami beberapa polemik, tak lain dan tak bukan juga disebabkan oleh pandemi ini. Dimana yang kita tau untuk pemilihan ini sendiri harus dilakukan secara langsung dan transparansi dalam perhitungan suaranya agar meminimalisir kecurangan. 

   Lalu bagaimana hal tersebut dapat dilakukan dimasa-masa sekarang ini? Apakah tetap dilaksanakan via online? Atau tetap dilaksanakan secara langsung? Mengingat dilakukan pemilihan secara langsung pun tetap terjadi beberapa masalah teknis, apalagi dilakukan secara online? Apakah bisa menjamin transparansi suara yang didapat? Apakah bisa menjamin tidak terdapat kecurangan dalam Pemira UNJ pada tahun ini? Lalu bagaimana pula perihal penyerahan pemberkasan ketika semua dilakukan secara online? 

     Kita tau ada beberapa syarat dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) UNJ untuk mengajukan diri sebagai calon ketua BEM, ialah salah satunya memiliki tim sukses atau biasa disebut dengan sebutan TiSu. Dimana peran TiSu ini sangat penting bagi para calon kandidat ketua BEM, sebab tidak hanya memberikan suara saja melainkan juga berperan untuk secara sukarela mengumpulkan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). Bagi mahasiswa semester 3 ke atas mungkin sudah memilikinya namun bagi mahasiswa baru yang ingin memberikan dukungan kepada calon bisa memberikan Kartu Rencana Studi (KRS) sebagai bentuk dukungan. Disini peran KTM/KRS cukup penting dalam pemberkasan sebab jika kurang atau tidak memenuhi syarat akan dianggap tidak sah oleh KPU UNJ ketika pengembalian berkas yang sudah diambil.

Dari pentingnya kedua benda tersebut adapula yang sangat lebih penting, yaitu pencerdasan untuk mereka yang secara sukarela dimintai KTM/KRSnya. Sebab jika hanya sekedar meminta rasanya tidak seperti kaum intelektual yang digaungkan ketika masa PKKMB, sebab mahasiswa yang berintelektual akan tahu bagaimana cara meyakinkan orang-orang mengenai kualitas dirinya sehingga mereka bersedia mendukung dengan cara memberikan KTM/KRSnya. Bagi mahasiswa yang pernah mengikuti pemira pasti paham akan teknis hal ini, lalu bagaimana dengan mahasiswa baru yang sama sekali belum pernah mengikuti pemira atau paham akan teknis penyerahan KTM/KRS? Kebanyakan dari mereka tidak tahu tentang gagasan milik calon kandidat yang meminta KTM/KRS nya, biasanya mereka memberikan KTM/KRSnya karena mengenal orang yang meminta, entah bertemu di PKKMB, PKMP, atau acara kemahasiswaan baru lainnya. 

Hal ini tidak hanya terjadi di satu tempat, melainkan hampir pada setiap prodi atau fakultas bahkan tingkat universitas pun turut andil dalam memanfaatkan hal-hal yang tidak diketahui mahasiswa baru. Sehingga cukup mudah untuk menggaet atau mengajak mahasiswa baru sebagai pendukung calon kandidat, bahkan beberapa diantaranya ada yang mendapatkan tawaran sebagai TiSu untuk calon kandidat. Cukup fatal sebenarnya, karena dengan mudahnya mengajak tanpa menjelaskan lebih paham dengan apa yag dilakukanya ke mahasiswa baru tersebut, yang pastinya sangat kurang paham bagaimana dinamika yang ada pada hal-hal itu.

Sebaiknya untuk mahasiswa baru yang terjun ke dunia kampus ini harus berhati-hati terutama di waktu-waktu terdekat pemira seperti ini. Sebab bisa jadi dengan kurangnya kehati-hatian kalian yang secara sembarang memberikan KTM/KRS, data yang kalian miliki dapat disalah gunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Jika memang ingin membantu atau mendukung baiknya bisa ditanyakan terlebih dahulu gagasan secara jelasnya milik calon kandidat yang akan mengajukan diri sebagai ketua BEM.

Dan untuk para tim sukses ataupun calon kandidat untuk ketua BEM akan sangat baik sekali jika kalian terlebih dahulu menjelaskan ataupun memberitahukan secara jelas bagaimana gagasan yang dimiliki secara garis besar yang kalian usung untuk lembaga tersebut kepada seluruh rakyat UNJ, baik ketua BEM tingkat prodi, fakultas, bahkan universitas. Maka dari itu, intelektualitas dan sifat kritis mahasiswa terbangun, tidak hanya dengan alasan saling mengenal saja.

 Sebab universitas ini adalah miniatur negara ini yang mana bisa jadi kita saat ini sebagai cerminan dimasa yang akan datang untuk negara ini, jika ada satu saja kecurangan ataupun hal buruk lainnya dalam sebuah pemilihan di wilayah universitas, tidak menutup kemungkinan hal ini akan terjadi di negara ini baik saat ini ataupun dimasa yang akan datang, sebab kita saat ini adalaah kita yang akan menggantikan mereka yang sekarang berada di atas kursi pemerintahan sana.


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.