Penurunan Elektabilitas PDIP Pasca Penolakan Timnas Israel

Oleh :
Depia Febiyola, Fadylah Annisa, Ghazy Aldifa Afti, Muhamad Khaedar Ali
Red Soldier, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta


      Kronologi Kasus


Pada Januari 2023, PDIP mengeluarkan sikap resmi untuk menolak keikutsertaan tim nasional Israel di Piala dunia U-20 2023 yang rencananya akan digelar di indonesia. penolakan tersebut didasari oleh enam alasan, yakni ideologi, konstitusi, sejarah, hukum internasional, kemanusiaan universal, serta kekuasaan sayap kanan Israel.

Pada 29 Maret 2023, FIFA membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 dikarenakan faktor keamanan dan politik. Penolakan PDIP terhadap kedatangan tim nasional Israel ke Indonesia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan FIFA. Karena, PDIP merupakan partai pemenang Pemilu 2024 dan pendukung pemerintahan Jokowi-Ma’ruf.

Pada 31 Maret - 4 April 2023, Lembaga Survei Indonesia (LSI) melakukan survei terhadap elektabilitas partai politik dan tokoh nasional. Hasil survei tersebut menunjukan bahwa elektabilitas PDIP mengalami penurunan yang signifikan.

Pada 8 April 2023, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengumpulkan seluruh anggota fraksi PDIP di DPR untuk memberikan penguatan ideologis dan konsolidasi internal. Megawati juga menegaskan bahwa urusan capres adalah kewenangannya dan meminta kader-kader yang tidak ideologis untuk keluar dari partai.


Penyebab Penolakan Timnas Israel

Dari 24 negara yang ada, satu negara yang lolos ke putaran final ajang ini mendapat penolakan keras, yakni Israel selaku wakil UEFA atau zona Eropa. Namun sejarah bagi Israel ini terancam pupus karena masifnya penolakan yang datang dari Indonesia selaku tuan rumah penyelenggaraan ajang tersebut. Penolakan ini datang dari berbagai pihak, yang membuat PSSI pun harus turun tangan untuk berkolaborasi dengan pemerintah untuk menengahi hal tersebut. Adanya penolakan masif dari berbagai pihak terkait kehadiran Israel di Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia pun melahirkan pertanyaan.

Berikut adalah penyebab penolakan Timnas Israel :

1)      Tidak Adanya Pengakuan Indonesia Akan Eksistensi Israel Sebagai Sebuah Negara.

Tak adanya pengakuan atas eksistensi Israel sebagai sebuah negara berkaca pada Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pada alenia pertama yang berbunyi:

“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan pri kemanusiaan dan pri keadilan.”

Tak hanya di UUD 1945, hubungan Indonesia dan Israel juga tertuang dalam Peraturan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (PERMENLU) Nomor 3 tahun 2019 tentang Panduan Umum Hubungan Luar Negeri oleh Pemerintah Daerah.

 

            2)     Tidak Memiliki Hubungan Diplomatik

Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel secara resmi, seiring adanya konflik antara Israel-Palestina. Pada Bab X mengenai Hubungan RI-Israel di pasal 150, tertera bahwa Indonesia tak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan menentang penjajahan Israel atas wilayah dan bangsa Palestina.

Bahkan di pasal 151 ayat 2, disebutkan bahwa Indonesia tidak menerima delegasi Israel secara resmi dan ditempat resmi. Di pasal 151 ayat 3, tertulis bahwa tak adanya izin penggunaan bendera, lambang, atribut dan pengumandangan lagu kebangsaan Israel di wilayah Indonesia. Aturan tersebut pun kemudian menjadi acuan hadirnya penolakan dari berbagai pihak akan kehadiran Israel di Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia.

Sedangkan, dalam Piala Dunia U-20 2023 nanti, Israel dan negara lainnya akan diberikan kesempatan untuk menggunakan atributnya. Hal ini bertentangan dengan PERMENLU Nomor 3 tahun 2019.

3)     Dukungan Masyarakat Terhadap Palestina

Secara kultural masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam lebih condong ke Palestina dan negara Arab yang merupakan seteru dari Israel.

 

           4)      Menilik Sejarah

Dalam sejarahnya pun, Indonesia telah menunjukkan penolakan terhadap Israel di berbagai kompetisi olahraga. Seperti yang terjadi pada Kualifikasi Piala Dunia 1958, Presiden pertama Ir. Soekarno, pernah menolak bertanding dengan Israel, sehingga Timnas Indonesia mundur pada ajang tersebut.

Lalu di Asian Games 1962, Israel yang kala itu masih terhitung bagian Asia mendapat penolakan dari Indonesia yang menjadi tuan rumah ajang itu. Bahkan, Indonesia menolak memberikan visa kepada kontingen Israel yang berujung pada skorsing dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) usai gelaran Asian Games 1962.

Meski demikian, Indonesia pernah menerima atlet Israel di ajang olahraga, yakni pada Kejuaran Bulu Tangkis Dunia pada 2015 lalu. Saat itu, pebulu tangkis Israel, Misha Zilberman, pernah mendapat penolakan. Namun pada akhirnya ia bisa tampil di ajang yang digelar di Indonesia itu. Meski bisa tampil, ada kabar bahwa pebulu tangkis Israel itu mendapat penjagaan ketat karena adanya penolakan dari masyarakat dan elemen-elemen yang ada.


Dampak Penolakan Timnas Israel

Dampak dari penolakan tersebut adalah batalnya Indonesia menjadi tuan rumah dan peserta piala dunia U-20 karena FIFA tidak akan percaya lagi dengan Indonesia sebagai negara yang menghormati hak asasi manusia dan aturan internasional.  

Indonesia mengalami kerugian besar setelah piala dunia U-20 batal diselenggarakan. Padahal, Indonesia sudah mengeluarkan dana sebesar Rp 600 miliar untuk persiapan piala dunia U-20 mulai dari renovasi stadion hingga perbaikan infrastruktur pendukung.

FIFA juga dirugikan dalam pembatalan piala dunia U-20 ini. FIFA telah menggelontorkan dana promosi dan persiapan piala dunia U-20 sebesar 25 juta dolar AS untuk Indonesia. Karena pembatalan piala dunia U-20 di Indonesia, FIFA harus mencari tuan rumah baru dan membuat jadwal baru yang mengubah rencana dan anggaran tahunan agenda FIFA. Hal ini tentu akan menimbulkan masalah logistik dan finansial bagi FIFA dan negara-negara peserta piala dunia U-20.

Indonesia terkena sanksi administratif dari FIFA karena penolakan tim nasional israel menyebabkan kerugian finansial dan logistik bagi event internasional. Sanksi tersebut berupa pembekuan dana FIFA Forward. FIFA Forward merupakan program bantuan keuangan yang diberikan oleh FIFA kepada asosiasi anggota dan konfederasi untuk mendukung pengembangan sepak bola di tingkat nasional dan regional. Dana FIFA Forward  yang diberikan oleh FIFA senilai 5 juta dolar AS per tahun untuk biaya operasional terkait kegiatan sepak bola. Pembekuan dana FIFA Forward berarti Indonesia tidak dapat menggunakan dana tersebut sampai pemberitahuan lebih lanjut dari FIFA. Pembekuan ini akan ditinjau kembali setelah FIFA mempelajari rencana strategis yang disajikan oleh PSSI.

Indonesia bisa kehilangan dukungan dari negara-negara yang bersimpati dengan Israel, terutama negara-negara Arab yang sudah menjalin perdamaian dengan Israel seperti Bahrain, Uni Emirat Arab, Sudan, Maroko, Jordan, Mesir, dan Turki. Hal ini bisa berdampak pada hubungan diplomatik dan kerjasama ekonomi antara Indonesia dan negara-negara tersebut.

Kemarahan Masyarakat Pecinta Sepak Bola Terhadap PDIP

Penolakan PDIP terhadap timnas Israel yang disusul dengan kegagalan Indonesia dalam menjadi tuan rumah piala dunia U-20 mendatangkan kekecewaan dan kemarahan bagi masyarakat pecinta sepak bola terhadap PDIP. Piala dunia U-20 yang diharapkan dapat menjadi ajang pentas sepakbola Indonesia yang belum pernah ikut serta dalam piala dunia, dibatalkan hanya delapan pekan sebelum turnamen tersebut dimulai. 

Usai dibatalkannya Indonesia sebagai tuan rumah piala dunia U-20, PDIP sebagai partai yang menolak keras timnas Israel terutama dua kadernya, I Wayan Koster dan Ganjar Pranowo menjadi sorotan dan sasaran kemarahan masyarakat pecinta sepak bola. Meski FIFA tidak membeberkan alasan jelas terkait dicopotnya Indonesia sebagai  tuan rumah piala dunia U-20,  I wayan Koster dan Ganjar Pranowo menjadi sorotan setelah keputusan FIFA menarik posisi Indonesia sebagai tuan rumah, terjadi beberapa hari setelah PDIP menolak Israel. Hal itu menjadi pemicu kemarahan masyarakat pecinta sepak bola terhadap PDIP. 

Gubernur Bali, I wayan Koster menolak timnas Israel dengan mengirim surat penolakan terhadap timnas Israel ke FIFA dan kemenpora dengan nomor surat T.00.426/11470/SEKRET yang berisi pernyataan "Kami mohon agar Bapak Menteri mengambil kebijakan untuk melarang Tim dari Negara Israel ikut bertanding di Provinsi Bali. Kami, Pemerintah Provinsi Bali menyatakan menolak keikutsertaan Tim dari Negara Israel untuk bertanding di Provinsi Bali,".

Sedangkan Gubernur Jawa Tengah sekaligus capres 2024 Ganjar Pranowo, menolak timnas Israel dengan pernyataan “Kita sudah tahu bagaimana komitmen Bung Karno terhadap Palestina, baik yang disuarakan dalam Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non Blok maupun dalam Conference of the New Emerging Forces,".

Dari adanya penolakan tersebut, banyak pecinta sepak bola menyalahkan situasi politik Indonesia saat ini, yaitu setahun menjelang pilpres dengan Indonesia yang merupakan negara mayoritas penduduk muslim  dan tidak memiliki hubungan diplomatik yang resmi dengan Israel. “Nama Indonesia di dunia tercoreng, ini peristiwa pahit dalam sejarah sepak bola kita”, Kata Andiekka Rabbani, mahasiswa di Jakarta. Ia juga menambahkan bahwa anggota Israel yang datang di Konferensi Antarparlemen di Bali tahun lalu, disambut hangat oleh ketua DPR RI, Puan Maharani dan gubernur pertama yang menolak timnas Israel, I Wayan Koster. “Sikap kami di Piala Dunia U-20 terlalu dipolitisasi, karena sebentar lagi ada  pemilihan presiden” kata Rabbani. 

Masyarakat pecinta sepak bola juga mengekspresikan kemarahan dan kekecewaan terhadap PDIP, dengan membanjiri kolom komentar di akun instagram Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster. Setelah FIFA rilis keputusan terkait Piala Dunia U-20 di Indonesia, tiga postingan terakhir dari akun instagram Ganjar Pranowo dibanjiri kurang lebih 250.000, 163.000, dan 350.000 komentar. Artis @cathysharon mengungkapkan kekecewaannya pada Ganjar Pranowo dengan berkomentar “Bapak bikin saya sedih”, selanjutnya akun @iyusup644 menyampaikan kekecewaannya dengan menulis “Bapak Ganjar telah mengubur mimpi anak-anak sepak bola Indonesia maka kita harus membalas dengan mengubur mimpi pak Ganjar jadi Presiden”. Pemain timnas U-20 Hokky Caraka juga menuliskan komentarnya “Makasi banyak pak, oh  iya pak kami tau pak nasib bapak sudah terjamin, masa depan bapak juga bagus sedangkan kami pak? kami baru merintis karir.” tulisnya. Komentar kemarahan juga membanjiri akun instagram Gubernur Bali, I wayan Koster. “Kau patahkan doa ibu untuk impian anaknya bermain di Piala Dunia” ungkap akun @dodyhangga. selanjutnya, akun @robby_wilaksana juga menulis “Anda sama sekali tidak mencerminkan masyarakat Bali yang penuh toleransi, keberagaman. Blunder politik, niatnya dapat simpati malah jadi hujatan tiada henti.” 

 

Urusan Sepak Bola dan Politik

Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali menilai bahwa keikutsertaan Israel di Piala Dunia U-20 berdasarkan kualifikasi yang digelar FIFA. Selain itu, kehadiran Israel pun telah disetujui seluruh anggotanya, bukan berdasarkan keputusan politik.

 

“Saat mengajukan diri sebagai tuan rumah risiko bahwa Israel bisa lolos berdasarkan kualifikasi juga sudah disepakati bersama, termasuk juga Palestina. Sayangnya, Palestina gagal di kualifikasi, sementara Israel Lolo dengan predikat runner-up Piala Eropa U-19,”

 

Oleh karena itu, menurut dia, keikutsertaan Israel di Piala Dunia U-20 tak bisa dikaitkan dengan politik. Dia mendorong agar masyarakat memahami lebih dalam agar bisa adil untuk membedakan kepentingan politik dan keputusan olahraga.

 

·         Edy Rahmayadi.

Mantan Ketua Umum PSSI, Sosok yang kini menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara itu meminta agar masalah olahraga tak dicampuri urusan politik. "Sebenarnya kalau olahraga, ya olahraga, politik ya politik. Ini kan kalau urusan olahraga, siapapun, bila perlu hantu punya tim boleh main, kalau dia mau olahraga, ini dia, tapi saya tak punya wewenang untuk itu, itu kan pendapat saya saja, olahraga ya olahraga," kata Edy Rahmayadi, Kamis, 16 Maret 2023.

 

·         Jusuf Kalla

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla justru tidak mempermasalahkan kedatangan timnas Israel ke Indonesia. Jusuf Kalla mengatakan bahwa ajang Piala Dunia U20 justru menjadi momentum untuk mengenal Israel. Ia mengatakan dari situlah Indonesia bisa melangkah lebih jauh berperan aktif dalam menegakkan keadilan untuk bangsa Palestina.  Jusuf Kalla berpendapat bahwa menerima kedatangan Israel di Piala Dunia U20 justru dapat membangun upaya perdamaian. Indonesia dapat berperan memperjuangkan hak-hak warga Palestina, melalui dialog dengan Israel.

 

·         Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf

Yahya Cholil Staquf, Ketum PBNU, juga tidak mempersoalkan kedatangan timnas Israel ke Indonesia. Ia justru mempertanyakan sikap penolakan yang dilakukan oleh sejumlah pihak. Menurutnya, kedatangan Israel ke tanah air tidak merugikan posisi Palestina. Melakukan penolakan saja tanpa aksi nyata juga tidak akan berguna. Yahya Cholil mengatakan bahwa Indonesia seharusnya menaikkan daya tawar di kancah internasional. Dengan demikian Indonesia semakin punya power untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Demikianlah sejumlah pro kontra timnas Israel yang akan mengikuti gelaran Piala Dunia U20 yang rencananya digelar di Indonesia. Sejumlah pengamat justru menilai bahwa dalam polemik tersebut terdapat isu atau kepentingan politik domestik di dalam negeri.


Dampak Penolakan Terhadap PDIP

PDIP menjadi partai yang keras menolak kehadiran Israel di Indonesia sebagai salah satu peserta Piala Dunia U-20. Dua kepala daerah kader PDIP, I Wayan Koster dan Ganjar Pranowo juga ikut menolak kehadiran Israel di daerahnya. Buntut penolakan itu, FIFA resmi membatalkan pelaksanaan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Sejumlah kelompok masyarakat pun menuding PDIP sebagai biang kerok pembatalan tersebut. Akibatnya terjadi penurunan elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan PDI Perjuangan (PDIP).

Berdasarkan survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada periode 31 Maret-4 April 2023 dengan total 1.229 responden menunjukan bahwa Elektabilitas PDI Perjuangan (PDIP) dalam menyambut Pemilu 2024 anjlok signifikan ke level 17,7%. Meski turun signifikan setelah heboh Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, elektabilitas PDIP masih berada di posisi teratas disusul Gerindra dan Partai Golkar.

Berikut merupakan rincian hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI).

·         Posisi teratas diisi oleh PDIP dengan suara 17,7% dari sebelumnya 19,3%.

·          Posisi kedua diisi oleh Gerindra dengan suara 12,8% dari sebelumnya 11,1%.

·          Posisi ketiga diisi oleh Golkar dengan suara 7,8% dari sebelumnya 10,9%.

·         Posisi keempat diisi oleh PKS dengan suara 7,6% dari sebelumnya 5,4%.

·         Posisi kelima diisi oleh PKB dengan suara 4,4% dari sebelumnya 6,9%.

Selain itu, penurunan elektabilitas pasca penolakan terhadap Timnas Israel juga dialami Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Elektabilitas kader PDI Perjuangan itu anjlok hingga 8,1 persen sementara Anies Baswedan dan Prabowo Subianto cenderung mengalami penguatan atau stabil jika dibandingkan dengan survei satu tahun terakhir.

Berikut rincian hasil survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI).

·         Ganjar mengalami penurunan 8,1 persen selama dua bulan terakhir, dari sebelumnya 35% ke 26,9 persen.

·         Anies Baswedan mengalami kenaikan sedikit sebesar 1,3 persen.

·         Prabowo Subianto mengalami kenaikan hingga 3,6 persen.


Solusi Agar Hal Tersebut Tidak Terulang Kembali

Solusi dari permasalahan penolakan timnas Israel oleh PDIP ini adalah PDIP seharusnya bisa lebih bijak dalam menyatakan sikap. Pernyataan PDIP dalam menolak timnas Israel terlihat tidak konsisten jika dilihat dari sikap PDIP sebelumnya, bagaimana Ketua DPR RI Puan Maharani dan I Wayan Koster, Gubernur Bali yang keduanya berasal dari PDIP, menyambut hangat Israel pada Maret tahun lalu dalam konferensi antarparlemen oleh International Parliamentary Union (IPU) di Nusa Dua Bali. 

Pada acara konferensi antarparlemen tersebut, bendera Israel terlihat berkibar diantara bendera negara lain. Meskipun DPR menyatakan bahwa kehadiran perwakilan Israel di Bali adalah atas undangan IPU dan bukan kunjungan resmi Israel ke Indonesia, konsistensi Gubernur Bali I Wayan Koster selaku orang pertama yang menolak timnas Israel di Bali perlu dipertanyakan. I Wayan Koster terlihat tidak menunjukkan suara penolakannya atas kehadiran Israel dan berkibarnya bendera Israel di Bali.

 Dengan tidak konsistennya sikap tersebut, PDIP hanya akan  membuat masyarakat mengira bahwa sikap penolakan tersebut adalah sebuah kepentingan partai menjelang pemilu 2024 dan menghancurkan harapan dan persiapan Indonesia yang telah ditetapkan sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 di tahun 2019.

 

Pasca Deklarasi Capres Oleh PDIP

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dinilai sengaja mempercepat deklarasi mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden buat meminimalisir elektabilitas yang merosot akibat kemelut pembatalan Piala Dunia U20 beberapa waktu lalu. Padahal Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto sempat menyampaikan akan mengungkap sosok Capres yang akan diusung pada Mei, Juni, atau Agustus mendatang. Pada Juni mendatang bertepatan dengan peringatan Bulan Sukarno, yakni mulai dari Hari Kelahiran Pancasila (1 Juni), hari kelahiran Sukarno (6 Juni), dan peringatan wafatnya Sukarno (21 Juni).

Deklarasi Ganjar diusung sebagai capres PDI-P untuk Pilpres 2024 dilaksanakan di Istana Batu Tulis, Kota Bogor, Jawa Barat, bertepatan dengan Hari Kartini pada 21 April 2023. Kepala daerah lain yang menolak keikutsertaan Israel di Piala Dunia U20 adalah Gubernur Bali I Wayan Koster, yang juga sesama kader PDI-P. Setelah gelaran Piala Dunia U20 batal, Ganjar dan Koster menjadi sasaran kemarahan penggemar sepak bola dalam negeri. Akun media sosial Instagram milik Ganjar pun diserbu warganet yang kesal dengan sikapnya. Kemelut pembatalan Piala Dunia U20 itu turut berimbas terhadap elektabilitas Ganjar yang disebut-sebut merosot.

Efek dari penolakan timnas Israel oleh PDIP juga mempengaruhi elektabilitas partai dan juga Ganjar Pranowo yang telah resmi menjadi capres dari Partai Banteng Merah tersebut. Dalam dua survei terakhir yang dirilis oleh Indikator tampak adanya penurunan elektabilitas PDI-P dari Februari hingga Maret 2023. Dalam survei Indikator, elektabilitas PDI-P berada di angka 25,9 persen pada Februari 2023. Angka ini menurun menjadi 20,5 persen pada Maret 2023. Dari hasil survei Indikator ini tampak adanya penurunan elektabilitas kurang lebih lima persen dalam jangka waktu sebulan. Tak hanya Indikator, Lembaga Survei Indonesia (LSI) juga merekam penurunan tingkat elektabilitas. LSI merilis elektabilitas PDI-P sebesar 19,3 persen pada bulan Februari 2023. Angka ini turun menjadi 17 persen pada bulan April 2023.

Dugaan dari penurunan elektabilitas dalam survei yang dilakukan oleh LSI ini terkait dengan adanya isu penolakan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 karena ada keikutsertaan timnas Israel. PDI-P menjadi partai yang cukup kuat mengutarakan penolakan ini. Kader partai ini, Ganjar Pranowo dan Iwan Koster, menjadi dua gubernur yang ramai diperbincangkan publik karena menyatakan penolakan. Buntut dari polemik ini adalah urungnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun ini.

 

SUMBER/REFERENSI

 

https://www.bbc.com/indonesia/articles/cv2nnjplmk7o.amp

  • Kompas.id. (2023,April 1). Kegagalan Menjadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, dari Sepak Bola hingga Politik. Diakses pada 21 April 2023, dari

https://www.kompas.id/baca/riset/2023/04/01/membedah-kegagalan-menjadi-tuan-rumah-piala-dunia-u20-dari-sepakbola-hingga-politik

  • Detik.com. (2023, Maret 30). Kronologi Ganjar Tolak Israel hingga Kini Kecewa Pildun U-20 Batal di RI. Diakses pada 21 April 2023, dari

https://www.detik.com/jateng/sepakbola/d-6646435/kronologi-ganjar-tolak-israel-hingga-kini-kecewa-pildun-u-20-batal-di-ri/amp

  • Kompas.tv. (2023, Maret 30). Lihat Lagi Pernyataan Koster dan Ganjar Tolak Israel, Disorot Efek FIFA Copot Tuan Rumah Pildun U20. Diakses pada 21 April 2023, dari

https://www.kompas.tv/article/392833/lihat-lagi-pernyataan-koster-dan-ganjar-tolak-israel-disorot-efek-fifa-copot-tuan-rumah-pildun-u20

  • Kompas.com. (2023, April 1). Ganjar Blunder soal Tolak Israel, "Dirujak" Warganet, dan Elektabilitasnya yang Terancam. Diakses pada 21 April 2023, dari

https://nasional.kompas.com/read/2023/04/01/07471811/ganjar-blunder-soal-tolak-israel-dirujak-warganet-dan-elektabilitasnya-yang

  • Mediaindonesia.com. (2023, Maret 28). DPR: Kehadiran Israel di Bali atas Undangan IPU, Ketua DPR Tak Ada Kontak. Diakses pada 21 April 2023, dari

https://m.mediaindonesia.com/internasional/569099/dpr-kehadiran-israel-di-bali-atas-undangan-ipu-ketua-dpr-tak-ada-kontak

  • Okezone.com. (2023 Maret 28). Delegasi Israel Pernah Datang ke Bali. Diakses pada 21 April 2023, dari

https://news.okezone.com/amp/2023/03/28/18/2788806/delegasi-israel-pernah-datang-ke-bali?page=2

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.