PRESS RELEASE DISKUSI PILREK

Jakarta – Senin, 07 Mei 2018 Tim Aksi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta menggelar Diskusi Terbuka terkait isu pemilihan Rektor  UNJ yang tak kunjung memiliki titik temu. Diskusi yang bertempat di Lobby Fakultas Ilmu Sosial ini mengusung tema “Dagelan Pendidikan : Kampusku Berjalan Tanpa Kepala?”
Diskusi ini menghadirkan dua orang pemantik yaitu Kholilurrohim (Kepala Divisi Lingkungan Kampus DAgri BEM UNJ 2018) dan Muhammad Roushan Dhamir (Ketua BEM FIS UNJ 2018). Diskusi dibuka oleh Muhammad Andhika selaku Master of Ceremony yang kemudian di pandu oleh Hamdan Fadhi sebagai moderator diskusi.
Kholilurrohim sebagai pemantik pertama memaparkan bahwasannya Prof. Intan Ahmad  menjabat sebagai PLH Rektor sejak diturunkannya Djaali sebagai Rektor UNJ pada tanggal 25 September lalu. Hingga kini, Prof.intan sudah menjalani tugasnya sekitar 7 bulan  dan  seharusnya pada tanggal 24 April jabatannya sebagai PLH Rektor  telah habis. Akan tetapi,sampai saat ini belum ada titik temu  siapa pengganti Rektor sebelumnya. Ia melanjutkan bahwa ada beberapa fokus permasalahan yang sama-sama perlu dipahami, yaitu :
1). Penentuan Rektor
2). Menuntaskan masalah Pascasarjana
3). Permasalahan internal lainnya seperti PLH Rektor menandatangani Student Loan, Parkiran Spiral yang tak kunjung dibuka, serta isu kenaikan UKT
Roushan sebagai pemantik kedua turut memaparkan bahwa isu pemilihan Rektor ini adalah hal yang perlu sama-sama jadi perhatian penting oleh seluruh elemen masyarakat UNJ, terutama Mahasiswa. Hashtag #UNJdaruratrektor harus lebih digencarkan karena itu merupakan sebuah polemik dan menjadi simbol untuk perbaikan kampus.
Banyak sekali permasalahan yang terjadi dikampus, mulai dari adanya isu kenaikan UKT dan adanya uang pangkal, MPA yang tidak jelas serta parkiran yang dipenuhi mobil menjadi alasan yang seharusnya membuat kita resah. Lalu  bagaimana permasalah akan selesai jika Rektor saja tidak ada. Oleh sebab itu, sangat penting bagi kita untuk memiliki Rektor. Karena keputusan terkait kebijakan strategis merupakan wewenangnya. Dan saat pemilihan Rektor, Mahasiswa seharusnya dapat berpartisipasi akan penentuan Rektor selanjutnya
Terakhir, Pemantik mengajak kepada seluruh civitas akademika FIS khususnya untuk sama-sama mengawal isu pemilihan Rektor ini. Karena Universitas Negeri Jakarta merupakan kampus Pendidikan yang terkenal dengan pergerakannya. Sedangkan jika bicara pergerakan, maka semua mata akan langsung tertuju pada Fakultas Ilmu Sosial. Fakultas yang selalu identik dengan pergerakan dan kekritisannya. Maka jangan sampai Mahasiswa FIS menjadi pribadi yang tumbuh dan besar di Fakultas Ilmu Sosial namun bersifat anti-sosial. Kemudian, diskusi ditutup pada pukul 17.40 WIB dengan pemberian bingkisan dan sesi foto bersama.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.