Sebuah Catatan Untuk Sang Raja

18.41
Oleh : Muhammad Andika*

Suara-suara kembali bergema, sejauh mana mata melihat langit dan memandangi jutaan bintang bersinar di langit, yang ikut bersenandung atas dekapan janji yang menyelimuti hati para musafir yang singgah di tempat persinggahan. Dua potong roti dan sekendi air menjadi jaminan atas basahnya tangan, serta buaian-buaian yang diikuti dengan janji yang keluar dari mulut musafir yang berjalan dari Mekkah sampai Madinah, dengan bergulirnya matahari di ufuk mata menandakan bahwa harapan yang baru akan muncul dalam benak kepala seorang musafir. Tetaplah menjadi sebuah cerita bahwa raja adalah dewa yang bermanifestasi dalam bentuk  manusia, dia memiliki laksana cahaya rembulan di tangan kanannya dan matahari di tangan kirinya.

Dengan padanan kata yang begumuruh di sekitar langit-langit istana, raja memiliki kata-kata yang tidak pernah habisnya untuk dikatakan sebagai sebuah kebenaran. Entah menjadi kebenaran yang mutlak atau kebenaran yang hanya sampai setengah tenggorokan, tetapi semua orang di istana tak ada yang berani membantah secara langsung di harapan sang raja. Lalu semua orang mencoba pergi pada pengharapan yang lain seperti ahli ramal, pemuka agama atau orang-orang bijak dengan harapan mencari obat alternatif, dikarenakan kata-kata yang terlontar dari sang raja seperti racun yang tak memiliki penawar. Dengan berat hati para musafir harus menelan ludah lebih dalam mendapati bahwa penawar yang ada, telah sirna dari pandangan mata.

Yang Mulia Raja harus tahu bahwa tahta dan kekuasaan yang anda punya adalah ilusi yang seolah-olah menjadi sebuah kenyataan, dia menjadi fatamorgana. Ketika tuan berada di dalam padang pasir yang diselimuti pasir dan panas yang begitu terik. Ditambah lagi para pemujamu, selirmu bahkan penyangjungmu yang senantiasa memberikan kata-kata yang indah kepadamu, semuanya akan hilang ketika mahkotamu telah hinggap di kepala orang lain.

Menjadi sebuah kebertuntungan jika tuan selamat dari upaya pembangkangan atau upaya-upaya yang mengancam jiwa tuan, dengan berat hati hamba harus mengatakan hal-hal yang menyinggung bahkan menyakitkan kepada Tuan. Jikalau Tuan tahu, tidak semua orang benar-benar mencintai Tuan layaknya seorang ibu dengan sepenuh hatinya mencurahkan seluruh jiwa dan raga untuk anaknya, orang-orang di sekitar anda patut anda selidiki, benarkah mereka telah benar-benar mengikrarkan buaian-buaian yang hinggap di kepala anda.

Untuk itu Tuan harus menjaga nama Tuan dalam rangka mempertahankan pengaruh anda baik di dalam kerajaan, hati rakyat  maupun sekutu yang sedang bermesraan di atas meja makan. Hindarilah kata-kata dan tindakan yang dapat menjadi bahan perbincangan seluruh pelosok negeri, mengenai perilaku anda di dalam kerajaan anda yang besar dan megah. Tuan juga perlu ingat ini baik-baik, jika tuan berucap dan berjanji di depan khalayak ramai, tuan benar-benar harus memastikan bahwa, tuan benar-benar mampu mewujudkan kata-kata tersebut menjadi fakta yang dapat dinikmati orang banyak. Jika Tuan salah dalam bertindak maka kecintaan rakyat yang begitu besar serta pengharapan mereka akan tuan yang begitu murah hati, akan kandas ditelan oleh setitik perbuataan tuan yang dirasa tidak patut dilakukan oleh seorang raja.

Tuan harus dapat memandangi negeri Tuan, dari kacamata rakyat. Rakyat yang kelaparan, kesusahan, dan merasakan penderitaan. Tuan juga harus banyak berterima kasih terhadap para pembantu Tuan yang senantiasa mencurahkan diri untuk kepentingan kerajaan Tuan maupun kebutuhan pribadi mereka. Penuhilah kebutuhannya serta muliakanlah mereka sesuai dengan pengabdian mereka terhadap Tuan.
Sekali lagi saya harus mengingatkan Tuan bahwa kerajaan dan seluruh pelosok negeri ibarat taman bunga yang dipenuhi bermacam-macam mawar yang indah, Tuan harus jeli melihat bahwa ada duri di tangkai mawar yang telah merenggut hati Tuan. Saya tidak pernah melihat dalam catatan sejarah, bahwa ada dalam seorang raja dengan kemuliaan yang abadi.

Selain negeri Tuan yang perlu diperhatikan, Tuan juga perlu melakukan banyak kerjasama dengan banyak pihak baik bersamaan dengan sekutu, maupun mereka yang berpotensi menjadi musuh di tengah garis peperangan. Tuan harus tahu bahwa tidak ada pertemanan maupun persekutuan yang dapat bertahan lama, yang ada hanya sebuah kepentingan yang abadi. Bilamana kerajaan Tuan memiliki kepentingan dengan kerajaan lain, seperti hubungan dagang, kerjasama keamanan, serta kerjasama lainnya, maka sebuah kerajaan akan menunjukkan rasa hormat yang begitu besar, jika keadaan tidak demikian adanya ataupun berubah maka Tuan akan mendapati bahwa busur telah menghujani kerajaan Tuan. Dimana lautan darah akan mengalir, teriakan akan mengema seantero negeri, bahkan yang terburuk bencana akan hadir dengan wajah yang begitu mengerikan.

Maka dengan hal itu saya menyarankan raja untuk :

  1. Perbaiki sistem kerajaan anda beserta dengan hal-hal yang dapat menunjang negeri anda berdiri
  2. Buatlah hubungan yang baik dengan sekutu-sekutu anda maupun pihak-pihak yang berpotensi untuk membahayakan negeri anda
  3. Jadilah raja yang baik dan pemurah hati, di lain sisi anda harus menjadi disegani serta ditakuti
  4. Mintalah semua orang yang ada dalam kerajaan anda nasihat ataupun pendapat mengenai keberlangsungan negeri anda
  5. Bekerjalah untuk mereka semua yang ada di negeri anda, jangan sampai istana yang megah terlihat dipenuhi makanan sedangkan rakyat anda diluar kelaparan
  6. Terakhir bahwa tuan harus terlihat perkasa, dermawan serta murah hati. Jika tidak mereka merasa bahwa raja hanyalah tempat untuk menaruh mahkota yang berkilau.

Surat ini saya sampaikan kepada pangeran yang akan naik ke singgasana yang begitu megah dan besar, saya mengaharapkan bahwa raja membaca surat ini dengan penuh kesungguhan dan ketulusan. Berharap bahwa negeri ini setidaknya dapat berjalan dan menjadi tempat yang nyaman untuk berteduh bagi para musafir. Berat hati saya menulis surat ini kepada raja yang mungkin saja akan mencampakan surat ini di depan khalayak umum, tapi hamba yakin bahwa dalam hati raja terbesit bahwa surat ini adalah rasa cinta yang mendalam hamba  kepada tuan raja.

*Komandan Red Soldier Masa Juang 2018/2019

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.