Megawati: Most Powerful Women in Indonesia Ikon Politik Perempuan?


Khaedar Ali & Ellena Evelyn

Kajian Pusat Studi dan Gerakan Mahasiswa Reds Soldier

 

Digdaya Politik Megawati

Mega lahir pada 23 Januari 1947, ketika ayahnya Sukarno sedang bersiap untuk berjuang mempertahankan Indonesia dari Agresi Militer Belanda yang ingin kembali menguasai tanah air. Kelahirannya ditandai dengan datangnya hujan badai. Sukarno lalu meminta sahabatnya Biju Patnaik, seorang pejuang kemerdekaan Negara India yang kebetulan sedang berkunjung ke Ibu kota Negara Yogyakarta untuk bersedia memberi nama bayi perempuannya itu. Biju Patnaik dengan senang hati menuruti permintaan Sukarno lalu memberi nama bayi itu Megawati yang berarti "dewi awan". Perjalanan hidup Mega tidaklah mudah. Ayahnya berkuasa selama 21 tahun sebelum dilengserkan oleh Presiden Soeharto.

 

Megawati mengawali karir politiknya lewat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Dia bergabung ke GMNI ketika sedang menempuh studi Ilmu Pertanian di Universitas Padjajaran di Bandung, Jawa Barat, antara 1965 dan 1967. GMNI merupakan organisasi mahasiswa ekstra kampus yang berafiliasi dengan partai yang dibentuk dan dipimpin Presiden Soekarno, yaitu Partai Nasionalis Indonesia (PNI). Ini karena kedekatan ideologi antara GMNI dan ayah Megawati itu. Organisasi itu menulis bahwa “asas GMNI adalah marhaenisme ajaran Bung Karno.”

 

Pada masa Orde Baru, ia dipaksa keluar dari kampusnya di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Bandung. Keluarga besarnya sempat dilarang berpolitik oleh otoritarianisme pemerintahan Orde Baru. Takdir sejarah kemudian membawa Mega nekat masuk ke politik pada tahun 1986.

 

Meskipun keputusannya untuk terjun ke politik ditentang oleh keluarga besarnya. Utamanya oleh adiknya (alm) Rachmawati yang menganggap bahwa Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang menjadi tujuan kakaknya itu adalah design Orde Baru hasil fusi partai tahun 1970. Mega bergeming. Cita-cita politiknya hanyalah ingin mengembalikan nama baik Soekarno yang pada masa itu digembosi oleh pemerintahan Orde Baru. Pun Mega punya keyakinan bahwa suatu saat marwah Soekarno sebagai Pemimpin Besar Revolusi Indonesia akan comeback di waktu dan momen yang tepat.

 

Pada Pemilu 1996, Mega terpilih menjadi anggota DPR RI dari fraksi PDI. Kemudian 6 (enam) tahun sesudahnya, pada tahun 1993, ia terpilih menjadi Ketua Umum PDI hasil Kongres Surabaya. Tampilnya Mega di pucuk pimpinan PDI ternyata meresahkan rezim berkuasa saat itu. Sehingga, satu tahun sebelum Pemilu, tahun 1996, Mega dikudeta melalui Kongres Luar Biasa PDI di Medan dengan Soerjadi sebagai ketua umumnya. Ketika itu, Mega mengetahui ada “settingan” dari pemerintah untuk melengserkannya dari posisi ketua umum. Mega memilih melakukan konsolidasi internal bagi para pendukungnya dengan tetap menduduki Kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro, Jakarta. Sikap Mega itu kemudian menyulut kemarahan pemerintah. Puncaknya terjadi penyerangan ke kantor DPP PDI pada 27 Juli 1996, atau dikenal dengan peristiwa Kerusuhan Duapuluh Tujuh Juli (Kudatuli). Mega dikucilkan. Ia banyak mendapatkan serangan verbal dan fisik dari oknum yang berafiliasi dengan pemerintahan Orde Baru. Selanjutnya terdapat 5 orang meninggal dunia, 149 orang luka-luka, dan 23 orang hilang dalam peristiwa Kudatuli tersebut.

 

Megawati melakukan pencalonan presiden pertamanya sebagai nominasi PDIP. Dia kalah dengan 44,72% pangsa suara terhadap Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Namun, Megawati berhasil terpilih menjadi wakil presiden untuk Presiden Gus Dur.

 

Secara kalkulasi politik, harusnya tahun 1999, Mega-lah yang menjadi Presiden. Selain alasan Mega adalah simbol perlawanan terhadap rezim Orde Baru, waktu itu tidak ada tokoh sebesar nama Mega di masa reformasi. Selain itu, PDI Perjuangan adalah partai yang paling banyak kursinya di DPR. Akan tetapi, pada sidang Pemilihan Presiden di MPR, Mega kalah dari Gus Dur yang menggalang kekuatan lewat poros tengah. Meski demikian, Mega tetap terpilih menjadi Wakil Presiden untuk mendampingi Gus Dur. Dua tahun setelahnya, terjadi dinamika politik yang mengharuskan Gus Dur mundur dari jabatannya.

 

Lewat sidang MPR, Mega secara otomatis naik ke tahta presiden yang membuatnya menjadi presiden wanita pertama dan satu-satunya di negara berpenduduk mayoritas Muslim. Belajar dari kesalahan soal demokrasi di parlemen, pada masa pemerintahannya, Mega kemudian menggagas Pilpres langsung pertama kali, yaitu di Pemilu 2004. Megawati kalah dua kali dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yaitu Pilpres 2004 dan Pilpres 2009. Meski kalah, Mega tidak pernah menyesali pilihannya menggagas Pilpres langsung karena pada akhirnya rakyat mendapatkan kedaulatannya untuk memilih langsung presiden dan wakil presidennya. Setelah kekalahan di dua Pilpres langsung, Mega justru semakin kuat sebagai seorang tokoh politik. Ia menjadi Queen Maker politik paling menentukan di Indonesia. Saat ini, Megawati menjabat sebagai ketua dewan pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sejak 2017. Ini merupakan lembaga yang bertanggung jawab merumuskan kebijakan sesuai Pancasila. Selain itu, jabatan ini memungkinkan Megawati untuk menjadi Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

 

Aksi Heroik Nasionalis Mega, Tak Perlu di Ragukan?

A.    Tolak Intervensi dari Amerika

Kronologi Presiden Megawati ditelpon Presiden Amerika George Bush pernah diceritakan oleh Zulfan Lindan mantan kader PDIP di youtube Total Politik, Taufiq Kiemas di Republika, dan Megawati sendiri pada 7 November 2022.

 

Zulfan yang pada saat itu sedang duduk bersama suami Mega Alm. Taufiq Kiemas. Mendapati setelah menerima telepon dari Bush pada 2003 itu, wajah Mega terlihat cemberut. Dalam komunikasi telepon itu, Bush meminta dua hal kepada Mega. Pertama agar Abubakar Baasyir ditangkap. Kedua agar Indonesia mendukung serangan Amerika atas Irak.

 

"Terus Pak Taufiq tanya, 'Apa kata Mama?', 'Saya bilang saja saya nggak bisa, saya kan harus bicara dulu dengan DPR'. 'Terus apa kata George Bush?', terus dia bilang bullshit, dia banting telepon. Langsung kata Mas Taufiq 'Mama istirahat saja deh, besok kita bicarakan'. Pak Taufiq langsung bilang sama saya, 'Sudahlah Fan, kita lupakan Mbak Mega jadi Presiden dua kali'. Artinya akan dijegal untuk terpilih, untuk maju capres bisa, tapi untuk dipilih dijegal," ucap Zulfan Lindan.

 

Dua permintaan itu ditolak Mega. Alasannya menjaga perasaan Muslim Indonesia dan konstitusi. Penyerangan terhadap Irak bertentangan dengan konstitusi Indonesia. Di sisi lain, Zulfan Lindan memuji sikap Megawati yang tak bisa dipengaruhi oleh Presiden dari negara manapun. Megawati, kata Zulfan, berani bersikap tegas terhadap negara lain.

 

"Bahwa Megawati itu nasional sejati, sebagai pemimpin negara dia tidak mau diintervensi oleh negara adikuasa. Ini kan saya kira satu sikap yang harus kita puji, sikap menolak tekan-tekanan dari Presiden suatu negara adikuasa, dan Megawati melawan itu. Kemudian George Bush marah, itu soal lain," katanya.

 

B.     Tolak Israel Main Piala Dunia U20 di Indonesia

Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyinggung kebijakan calon presiden usungan, Ganjar Pranowo yang menolak Israel di Piala Dunia U-20. Kebijakan ini pun berujung pada batalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia. Megawati menyayangkan sikap masyarakat Indonesia yang langsung mem-bully Ganjar, padahal kebijakannya sejalan dengan konstitusi pancasila yang dianut Indonesia. Megawati sendiri tegas menolak dua hal selama Pancasila masih menjadi pedoman, yaitu mendukung kemerdekaan Palestina dan menolak hubungan diplomatis dengan Israel dan Taiwan. Megawati menegaskan dalam konstitusi Indonesia tetap berjuang bagi kemerdekaan suatu bangsa.

 

C.     Minta Sukhoi ke Putin

Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri mengaku pernah menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin saat ia masih menjabat sebagai Presiden ke-5 RI. Percakapannya dalam telepon tersebut terkait permintaan Megawati mendapat bantuan alat utama sistem persenjataan (alutsista). Sebelum menelepon Putin, Megawati menyebut sudah berusaha meminta bantuan dari negara lain seperti Amerika dan Inggris. Namun tidak dibantu.

 

"Waktu itu saya minta pada Amerika enggak dikasih, saya minta pada Inggris nggak dikasih. Saya bilang iki piye toh yo, kok, sombong-sombong banget," tutur Mega. "Saya telepon Putin karena saya diundang. Saya hanya ngomong gini, ‘saya hanya akan datang ke Rusia, tapi kalau saya nggak bawa peralatan perang saya nggak jadi datang’," tambahnya

 

"Kalau nggak percaya, tanya sama Putin sendiri. Putin bilang welcome Megawati. Datang saya kan, pulang saya bawa banyak," ungkap Mega yang kemudian mendapatkan pesawat tempur Sukhoi 27 dan Sukhoi 30.

 

"Ini pengalaman saya yang sekarang bisa diceritakan, bukan untuk menyombongkan diri. Bayangkan katanya kekuatan kita waktu zaman bapak saya terkuat di Asia Tenggara, lalu sekarang bagaimana kan, begitu sebagai presiden," tandas Mega

 

Mega Patahkan Stigma, Perempuan Tidak Boleh Jadi Presiden

Masih segar dalam ingatan kita tentang pro dan kontra publik menjelang Sidang Umum MPR-RI tahun 1999 mengenai keabsahan Presiden perempuan, terutama dari sudut keagamaan dan budaya. Pada saat itu, persaingan politik memperebutkan posisi puncak baik di Legislatif maupun Eksekutif sangatlah tajam. Situasi ini dimungkinkan terjadi karena Pemilu 1999 tidak berhasil menghadirkan partai politik dengan perolehan suara mayoritas absolut. Tidak terkecuali PDIP meskipun sebagai pemenang Pemilu. Menurut etika substantif berdemokrasi, seharusnya perwakilan PDIP yakni Megawati diberi kesempatan menempati posisi puncak institusi kepresidenan. Namun, proses politik pada waktu itu belum sepenuhnya berjalan dalam kerangka imperatif moralitas demokrasi sehingga Megawati ternyata gagal menjadi Presiden walaupun bersifat sementara. Yang menarik untuk dicermati juga adalah langkah taktis lawan politik Megawati, dalam memobilisasi kekuatan agar beliau gagal menduduki kursi kepresidenan, dengan mewacanakan keagamaan bahwa menjadi presiden perempuan adalah terlarang. Kita mungkin saja menangkap adanya sesuatu yang absurd terhadap wacana keagamaan terutama yang dikonstruksi beberapa elit politik, karena sempat mempersoalkan keberagamaan seseorang calon presiden (Megawati).

 

Namun, setelah pemilu 1999, Megawati tidak secara langsung menjadi presiden. Terdapat proses politik yang kompleks di Indonesia pada saat itu, dan pada tahun 1999, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) terpilih sebagai Presiden Indonesia oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Kemudian, pada tahun 2001, Megawati menjadi presiden setelah Gus Dur diberhentikan oleh MPR karena beberapa alasan politik. Dia adalah wanita pertama yang menjabat sebagai presiden di Indonesia, dan pencapaiannya tersebut memang telah membantu mematahkan stigma bahwa perempuan tidak boleh menjadi presiden.

 

Sebagai anggota keluarga Sukarno, Megawati memiliki latar belakang politik yang kuat. Sebelum menjadi presiden, ia juga menjabat sebagai Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), salah satu partai politik terbesar di Indonesia. Pada tahun 1999, Megawati mendapatkan dukungan yang kuat dari rakyat Indonesia dan berhasil memenangkan pemilihan presiden dengan suara mayoritas.

 

Keberhasilan Megawati dalam menjadi presiden telah memainkan peran penting dalam mengubah persepsi dan stigma bahwa perempuan tidak dapat memimpin sebagai kepala negara. Kepemimpinannya memberikan contoh kepada generasi muda perempuan bahwa mereka juga bisa mencapai posisi tinggi dalam politik dan pemerintahan.

 

Meskipun Megawati telah mematahkan stigma tersebut, masih ada pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai kesetaraan gender penuh dalam kepemimpinan politik di Indonesia dan di seluruh dunia. Penting bagi masyarakat untuk terus mendukung dan memberikan kesempatan kepada perempuan yang berkualifikasi untuk memegang posisi-posisi kepemimpinan politik, termasuk jabatan presiden.

 

“Mega melemahkan pertentangan para ulama terhadap aksioma bahwa orang perempuan tidak pantas jadi pemimpin formal di negeri ini. Ini juga membuka jalan kaum perempuan untuk menjadi pemimpin formal. - Buya Syafii Maarif (Ketua Umum PP Muhammadiyah 1998-2005).

 

“Ketokohan Megawati belum dapat diikuti perempuan-perempuan lain di Indonesia. Boleh dikata, banyak perempuan Indonesia yang sangat cerdas, menjadi ilmuwan, tetapi untuk menjadi pemimpin seperti Mega tidaklah mudah. Mereka harus punya ketahanan mental tinggi menghadapi guncangan-guncangan yang kasar dan kejam di dunia politik.“ - Hamzah Haz

 

Megawati, Sekelas Gayatri Rajapatni?

Gayatri Rajapatni adalah putri bungsu raja Kertanegara dan salah satu istri Raden Wijaya raja pertama Majapahit pada tahun 1293 hingga 1309 M, ibu dari Tribhuwana Tunggadewi yang menurunkan raja-raja selanjutnya. Di Awal abad ke 14, di balik jatuh bangunnya para Raja Majapahit, Gayatri Rajapatni yang merupakan seorang perempuan menata imperium besar.

 

Gayatri Rajapatni hidup di tengah-tengah budaya yang erat dengan patriarki tidak membuat Gayatri kehilangan kelihaiannya dalam kedudukannya di Kerajaan Majapahit berkurang. Bagi Gayatri perempuan tidak hanya sebatas simbol bagi kerajaan. Metode yang dilakukan olehnya memberikan buktinya nyata yakni perempuan bisa menjalankan peran yang biasa dilakukan oleh pria, yang hal ini didukung oleh pengetahuan dalam ilmu politik dan ketatanegaraan yang mendalam serta sifat-sifat positif lainnya selayaknya karakter seorang pemimpin. Apakah Megawati bisa di sejajarkan dengan Gayatri?

 

Megawati Soekarnoputri menyebut dirinya diberi julukan sebagai perempuan terkuat di dunia saat ini. Dirinya adalah perempuan paling berpengaruh yang masih hidup .Apa yang disampaikan Megawati sekiranya memiliki alasan kuat. Dirinya adalah pemimpin tertinggi PDIP, parpol paling berpengaruh saat ini. PDIP bahkan dapat mengusung paslon tanpa perlu berkoalisi. Megawati juga menempati urutan pertama dalam Most Powerful Women 2022 yang dirilis Fortune Indonesia.

 

Dosen FISIP dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Haryadi berpendapat Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Megawati Soekarnoputri memiliki pengaruh dan wibawanya begitu besar dalam menjaga keseimbangan dan kemajuan partai . Megawati Soekarnoputri kini bisa dibilang menjadi satu-satunya elite politik nasional yang masih bertahan dalam konteks digdaya pengaruh politiknya.

 

1.      Mega Memang di Desain Kuat

Semua memang tahu bahwa Mega adalah sosok yang mendapatkan limpahan kharisma politik dari sang ayah, Soekarno. Sebagai sosok pemimpin yang berkarakter, Soekarno – sesuai dengan klasifikasi otoritas kepemimpinan yang dibuat oleh sosiolog Jerman, Max Weber – adalah pemimpin yang bertipe kharismatik. Tipe pemimpin yang demikian memang dikenal lewat kharisma, pidato dan pembawaannya. Mengutip Stefan Eklof dalam bukunya Power and Political Culture in Soeharto’s Indonesia, Mega disebut sebagai sosok yang cenderung pemalu dan pendiam di awal kemunculan dan keterlibatannya di dunia politik. Megawati adalah politisi yang memang didesain menjadi kuat. Hal ini bisa di lihat dari bagaimana proses sejarah bangsa ini, Megawati terkena berbagai operasi intelijen terjadi di awal-awal kemunculan Mega dalam panggung politik Indonesia. Nama-nama macam Benny Moerdani, Hendropriyono, Samsir Siregar, dan lain sebagainya menjadi beberapa di antara mereka yang mendukung kemunculan Megawati dan kiprahnya di kemudian hari.

 

2.      Memimpin dengan Loyalitas dan Pandai Menempatkan Orangnya di Pos Pemerintahan

Megawati berhasil mengkapitalisasi modal politiknya dengan menempatkan sosok-sosok yang loyal di pos-pos penting, sejak Mega menjadi wapres yang kemudian presiden, termasuk hingga saat ini. Mega Berhasil menempatkan para loyalisnya pada jabatan penting di pemerintahan, kepolisian militer, dan DPR, bahkan termasuk juga di lingkungan para pengusaha.

 

Banyak sumber yang menyebutkan bahwa Bu Mega tidak meninggalkan orang-orangnya sekalipun mereka tertimpa kasus hukum atau yang sejenisnya. Hal ini dibuktikan ketika di HUT PDIP beberapa waktu lalu, Mega tanpa malu menceritakan kisah seorang kader PDIP yang menjadi seorang supir truk bernama tasdi, yang karena di cintai rakyatnya berhasil menjadi Bupati, padahal Tasdi terjerat kasus hukum dan divonis 7 tahun penjara.

 

Kisah Tasdi oleh banyak pihak dianggap sebagai bukti konteks relasi loyalitas itu. Inilah yang membedakan Bu Mega dengan Pak SBY ketika kasus korupsi menimpa Demokrat pamor SBY dan Partai itu langsung berantakan tapi tidak dengan PDIP dihantam kasus korupsi macam kasus Bansos nyatanya tetap kuat.

 

3.      Marketing Politik yang Cerdas

Keberhasilan marketing politik baik secara personal maupun dalam konteks PDIP sebagai parpol. Jika di perhatikan sejak tahun 2014 lalu, PDIP banyak bekerjasama dengan orang-orang yang ekspertis, seperti Hermawan Kertajaya yang kerap memberikan kelas di sekolah partai PDIP.

 

Hermawan Kertajaya ini adalah begawan marketing yang punya nama besar hingga di level internasional, dengan demikian bisa dipastikan marketing politik PDIP telah berjalan dengan baik. Secara garis besar faktor-faktor itulah yang membuat Mega dan PDIP menjadi sangat kuat.Konsolidasi internal yang mumpuni, juga karena faktor almarhum sang suami Taufik Kiemas yang bisa menjadi penghubung Mega ke banyak pihak, menjadi faktor-faktor tambahan lain.

 

Megawati Bentuk KPK dan Gelar Pemilu Demokratis Pertama Pasca Reformasi

A.    Pembentukan KPK era Megawati

KPK merupakan anak kandung reformasi. Pada masa pemerintahan Megawati terdapat pembentukan 2 lembaga pemerintah yang sangat penting yaitu Mahkamah Konstitusi dan Komisi Pemberantasan Korupsi. KPK didirikan pada tahun 2002 oleh Presiden Megawati Soekarnoputri. Pendirian KPK ini didasari karena Megawati melihat banyak institusi saat itu terlalu kotor, sehingga dibentuklah KPK.

 

Megawati pernah menegaskan bahwa Beliau lah yang mendirikan KPK, pernyataan ini disampaikan pada saat Sekolah Partai Angkatan I PDIP dalam rangka persiapan Pilkada 2020. "Saya sangat sedih kalau dari kalangan PDIP ada yang diambil oleh KPK. KPK itu saya yang buat loh, jangan lupa. Kalau tidak percaya nanti lihat saja pembentuk KPK,".

 

Megawati dianugerahkan “Medali Kepeloporan” oleh presiden Joko Widodo atas jasa-jasa dan prestasi luar biasa dalam merintis, mengembangkan, dan memajukan pendidikan, perekonomian, sosial, seni, budaya, agama, hukum, kesehatan, pertanian, kelautan, lingkungan. Kepeloporannya sebagai presiden pertama dari kaum perempuan yang teguh dengan prinsip, menurut Hasto, juga dibuktikan begitu banyak lembaga negara yang secara efektif hadir, dan menggambarkan kepemimpinan Megawati yang visioner. Lembaga negara tersebut mulai dari Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial, Badan Narkotika Nasional (BNN), Lembaga Penjamin Simpanan, Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Densus-88, Komnas HAM, hingga Komnas Perempuan.

 

B.     Gelar Pemilu Demokratis Pertama Pasca Reformasi

Masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri diwarnai dengan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakan pada masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri adalah amendemen UUD 1945. Bentuk amendemen tersebut yaitu pembatasan masa jabatan presiden dan pelaksanan pemilihan presiden dan wakil Republik Indonesia secara langsung oleh rakyat. Pilpres pertama diselenggarakan pada tahun 2004 yaitu pada era Megawati. Saat itulah, untuk pertama kalinya dalam sejarah, rakyat dapat memilih langsung presiden dan wakil presidennya. Sebelumnya, presiden dan wakil presiden dipilih oleh MPR yang anggota-anggotanya sendiri dipilih melalui presiden. Ada dua macam pemilihan umum, yang pertama pemilihan untuk memilih anggota parlemen yang partainya memenuhi parliamentary threshold. Yang kedua, melakukan pemilihan presiden.

 

Gaya Kepemimpinan Megawati

Megawati adalah seorang pemimpin wanita yang mampu bertahan atas corak marutnya politik otoriter rezim orde baru Soeharto. Sosok simbolik yang berhasil dalam dunia perpolitikan. Hal ini dibuktikan dengan jabatannya di partai (PDI-P). Partai demokrasi indonesia perjuangan (PDI-P) yang memiliki historis beridiologi marhaenisme, yang mana asal muasal pendiri partai demokrasi Indonesia perjuangan (PDI-P) adalah Soekarno. Megawati memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan anak-anaknya Bung Karno sepakat tidak masuk dalam politik karena orde baru yang masif sangat sulit terjadi perubahan. Namun, Megawati dengan percaya diri melanggar dan memberanikan diri terjun ke politik. Berhasil menjadi Ketua Umum PDI hingga menjadi presiden perempuan pertama dalam sejarah Indonesia berkat kepercayaan diri. Lalu bagaimana kepemimpinan megawati?

 

A.    Kemampuan membaca dan memanfaatkan situasi yang baik

Lengsernya Soeharto dari jabatannya membuat Megawati harus muncul sebagai sosok yang memperjuangkan nasib rakyat yang termarjinalkan oleh pemerintah. Megawati Soekarnoputri menjadi harapan bagi rakyat-rakyat kecil. Rakyat-rakyat kecil menganggap Megawati Soekarnoputri adalah sosok ratu adil yang datang membawa perubahan yang lebih baik. Kondisi ini dimanfaatkan oleh Megawati untuk membesarkan dan memperluas sayap partainya, alhasil partai yang dipimpinnya menjadi partai yang mendominasi pasca reformasi untuk pertama kalinya.

 

B.     Memberikan perubahan yang besar di bidang politik

Pada masa orde baru pemilu hanya dijadikan alat untuk melanjutkan kekuasaan dikarenakan praktek politik yang curang merajalela pada masa itu. Munculnya Megawati Soekarnoputri dalam kancah politik menjadi simbol perubahan kancah politik nasional dan partainya. Megawati bersama golongannya menginginkan perubahan pada sistem pemilu yang tidak demokratis. Inisiasi perubahan yang digagas Megawati bersama para pendukungnya inilah yang di kemudian hari terakumulasi dengan kekuatan dari golongan golongan lain sehingga mampu merubah haluan negeri ini menjadi demokratisasi di berbagai lini.

 

REFERENSI

Setara dengan Cleopatra Kisah Gayatri Rajapatni Mentor Gajah Mada, Ibu Suri Jenius yang Terlupakan - Bangkapos.com, 4 March 2021, https://bangka.tribunnews.com/2021/03/04/setara-dengan-cleopatra-kisah-gayatri-raj apatni-mentor-gajah-mada-ibu-suri-jenius-yang-terlupakan?page=2. Accessed 15 June 2023.

“Blak-blakan Megawati Ungkap Alasan PDIP Tolak Timnas Israel Main di Indonesia.” Kompas TV, 1 May 2023, https://www.kompas.tv/article/402361/blak-blakan-megawati-ungkap-alasan-pdip-tola k-timnas-israel-main-di-indonesia. Accessed 15 June 2023.

“Cerita Megawati Menolak Dua Permintaan Presiden George Bush | oohya.” oohya, 3 April 2023, https://oohya.republika.co.id/posts/209031/cerita-megawati-menolak-dua-permintaan -presiden-george-bush. Accessed 15 June 2023.

“Cerita Megawati Telepon Putin: Hanya Mau Datang ke Rusia kalau Diberi Alutsista.” Kumparan, 12 August 2022, https://kumparan.com/kumparannews/cerita-megawati-telepon-putin-hanya-mau-data ng-ke-rusia-kalau-diberi-alutsista-1ye63UpJenO. Accessed 15 June 2023.

“Di Balik Rocky Gerung, BIN dan PDIP.” PinterPolitik.com, 20 October 2018, https://www.pinterpolitik.com/in-depth/di-balik-rocky-gerung-bin-dan-pdip/. Accessed 15 June 2023.

“Mega Bertitah, Konstelasi Politik Berubah.” Kabar24, 2 May 2023, https://kabar24.bisnis.com/read/20230502/15/1651735/mega-bertitah-konstelasi-polit ik-berubah. Accessed 15 June 2023.

“Megawati, Satu-satunya Perempuan Presiden.” Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, http://lipi.go.id/berita/megawati-satu-satunya-perempuan-presiden/246. Accessed 15 June 2023.

“Sepak Terjang Megawati Soekarnoputri | kumparan.com.” Kumparan, 9 August 2019, https://kumparan.com/kumparannews/sepak-terjang-megawati-soekarnoputri-1rcwicb FcyP. Accessed 16 June 2023.

“Yang Abadi Hanya Megawati.” PinterPolitik.com, 15 June 2022, https://www.pinterpolitik.com/in-depth/yang-abadi-hanya-megawati/. Accessed 16 June 2023.

Museum kepresidenan (2022). Presiden Megawati dan Pembentukan KPK. https://museumkepresidenan.id/artikel/pembentukan-kpk/. Diakses pada 19 Juni 2023.

Tuminah, dkk (2014). Pembentukan komisi pemberantasan korupsi pada masa pemerintahan presiden megawati tahun 2001-2004. https://lib.ui.ac.id/detail?id=20412874&lokasi=lokal#parentHorizontalTab1. Diakses pada 19 Juni 2023.

Liputan6.com (2020). Megawati: Saya Buat KPK untuk Mendisiplinkan Kalangan Pemimpin. https://www.liputan6.com/news/read/4336433/megawati-saya-buat-kpk-untuk-mendis iplinkan-kalangan-pemimpin. Diakses pada 19 Juni 2023.

Irianto (2020). PDIP bangga Megawati dianugerahkan “Medali Kepeloporan”, lahirkan KPK hingga Komnas Perempuan. https://www.lensaindonesia.com/2020/08/14/pdip-bangga-megawati-dianugerahkan-medali-kepeloporan-lahirkan-kpk-hingga-komnas-perempuan.html. Diakses pada 19 Juni 2023.

Bagas, Melkisedek (2019). Masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri. https://edeposit.perpusnas.go.id/collection/masa-pemerintahan-presiden-megawati-s oekarnoputri-sumber-elektronis/7086. Diakses pada 19 Juni 2023.

Finaka, Andean (2019). Sejarah Pemilu di Indonesia: Tahun 2004. https://indonesiabaik.id/motion_grafis/sejarah-pemilu-di-indonesia-tahun-2004. Diakses pada 19 Juni 2023.

Linni, Putri (2022). ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN MEGAWATI SOEKARNOPUTRI. https://www.researchgate.net/publication/361491326_ANALISIS_GAYA_KEPEMIMPI NAN_MEGAWATI_SOEKARNOPUTRI. Diakses pada 19 Juni 2023.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.