Prabowo: Mimpi Buruk HAM dan Etika Politik Indonesia
Nalendra, Rizki, Khaedar
Hasil DKP Prabowo Terbukti Bersalah dalam Kasus Penculikan Aktivis 97/98
Bertahun-tahun Prabowo Subianto kerap dikaitkan dengan
peristiwa pelanggaran HAM berat pada tahun 1998 dengan tragedi penculikan
aktivis yang pada masa itu menentang kekuasaan Soeharto. Perlu diketahui pada
masa itu Prabowo Subianto menjabat sebagai Letnan Jenderal Pangkostrad, kala
itu ia dikeluarkan dari institusi ABRI karena dianggap bertanggung jawab pada
kasus penculikan bersama Tim Mawar, Tim Mawar adalah Grup IV Komando Pasukan
Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat yang saat itu dikomandoi oleh Prabowo.
Mereka diduga menjadi dalang operasi penculikan puluhan aktivis menjelang
Pemilu 1997 dan Sidang Umum MPR 1998.
Tindakan Prabowo Subianto yang menculik aktivis prodemokrasi
dan sering mengendalikan pasukan tanpa izin atasan ternyata membuat gerah Dewan
Kehormatan Perwira. Dalam surat keputusan bernomor KEP/03/VIII/1998/DKP yang
diterbitkan Dewan Kehormatan Perwira pada 21 Agustus 1998, Prabowo dicap
sebagai orang yang mencoreng noda di satuan militer dan negara. Surat
rekomendasi pemecatan Prabowo diteken Ketua Dewan Kehormatan Perwira, Jenderal
Subagyo Hadi Siswoyo, dan enam anggota berpangkat letnan jenderal, yaitu
Djamari Chaniago, Fachrul, Yusuf Kartanegara, Agum Gumelar, Arie J. Kumaat,
serta Susilo Bambang Yudhoyono.
"Tindakan-tindakan tersebut merugikan kehormatan
Kopassus, TNI AD, ABRI (sekarang TNI), bangsa dan negara," ujar DKP dalam
surat keputusan tersebut.
Wiranto menjelaskan, kasus penculikan aktivis ini terjadi
pada bulan Desember 1997-Maret 1998. Saat itu, kata Wiranto, Panglima ABRI
masih dijabat Feisal Tanjung. Dia sempat bertanya kepada Feisal apakah dirinya
pernah memberikan perintah melakukan penculikan terhadap aktivis dan melakukan
tindakan yang represif. Ketika itu, sebut Wiranto, Feisal menyatakan bahwa ia
tidak pernah memberikan perintah seperti itu. Menurut Wiranto, setelah dirinya
menggantikan Feisal, perintah ABRI dijalankan dengan cara persuasif, dialogis,
dan komunikatif. Cara kekerasan, lanjutnya, hanya bisa dilakukan dalam keadaan
terpaksa dan atas perintah Panglima ABRI.
"Tidak ada kebijakan dari pimpinan TNI yang ekstrem
waktu itu untuk memerintahkan penculikan. Saat saya tanyakan, ke mana dan
kenapa melakukan itu, saya yakin bahwa itu dilakukan atas inisiatif sendiri,
atas analisis keadaan yang berlaku saat itu. Hasil analisis pribadi, bukan
perintah Pangab atau atasan beliau," kata Wiranto.
Wiranto mengaku perlu membuka hal ini lantaran banyak
pembenaran yang terjadi atas peristiwa penculikan aktivis itu. Dia pun
menegaskan, dirinya tidak terlibat dalam penculikan yang dilakukan Prabowo.
Saat menjabat Panglima ABRI, Wiranto mengaku justru berusaha mengusut peristiwa
kelam itu. Berdasarkan catatan Kontras, sebanyak 23 orang aktivis dihilangkan
ketika itu. Dari angka itu, 1 orang ditemukan meninggal (Leonardus Gilang), 9
orang dilepaskan, dan 13 orang lainnya masih hilang hingga kini. Dari sembilan
orang yang dilepaskan itu, ada yang bergabung bersama Prabowo ke Partai
Gerindra, yakni Desmond Junaidi Mahesa dan Pius Lustrilanang. Atas peristiwa
itu, TNI membentuk Dewan Kehormatan Perwira yang diketuai Kepala Staf Angkatan
Darat saat itu, Jenderal (Purn) Subagyo HS. Hasil penyelidikan DKP, Prabowo
dinyatakan bersalah lantaran tidak menaati perintah komando. Prabowo pun
diberhentikan dari keprajuritan atas kasus ini.
Nyatanya sampai saat ini puluhan mantan aktivis Partai Rakyat
Demokratik (PRD) yang tergabung dalam Forum Rakyat Demokratik (FRD) untuk
Keadilan Korban Penghilangan Paksa masih terus berjuang mengungkap kasus-kasus
pelanggaran HAM di masa lalu. Menurut mereka, Prabowo Subianto termasuk salah
satu yang harus dimintai pertanggungjawabannya.
Beberapa aktivis dipenjara dan sebagian lainnya hilang pada
1997-1998. Menurut catatan Ikatan Keluarga Orang Hilang (IKOHI), ada 13 orang
yang belum kembali hingga hari ini. Empat diantaranya adalah para aktivis PRD
yakni Wiji Tukul, Bima Petrus, Herman Hendrawan dan Suyat. Seorang aktivis
lainnya yang dikenal dengan nama Gilang ditemukan meninggal dunia di sebuah
hutan di Magetan pada 23 Mei 1998.
Dengan lantang Petrus menyatakan bahwa sosok Prabowo
Subianto-lah yang harus bertanggung jawab atas kasus penculikan tersebut.
Prabowo yang kala itu berpangkat Letnan Jenderal Pangkostrad dikeluarkan oleh
institusi ABRI karena bertanggung jawab pada kasus penculikan bersama Tim
Mawar, sebuah tim kecil yang dibentuk Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Menurut Petrus, sampai saat ini Prabowo belum pernah diadili walaupun
dinyatakan bersalah. Dalam kesempatan yang sama, mantan aktivis Solidaritas
Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID), Lilik Hastuti, mengungkapkan bahwa
keliru jika banyak yang menganggap bahwa para aktivis hanya memunculkan isu
pelanggaran HAM ini setiap lima tahun sekali. Menurutnya, ia dan teman-teman
sesama aktivis selalu berjuang untuk mengungkap kasus penghilangan paksa
tersebut, termasuk mencari empat rekannya yang sampai detik ini belum diketahui
nasibnya.
“Saya cuma ingin bilang bahwa suara kami tidak pernah
berubah, kami melawan penjahat HAM Prabowo, tentu saja sebagai orang pertama,
karena dia adalah komandan Kopassus, orang yang paling bertanggung jawab atas
peristiwa itu, yang tidak pernah diadili, dinyatakan bersalah tapi tidak pernah
diadili. Tentu sebenarnya bukan hanya Prabowo, tapi juga seluruh penjahat HAM
yang lain, itu adalah bagian dari musuh kami,” ungkap Lilik.
Isu Dinasti “Prabowo : Biarkan Dinasti Jokowi Berbakti”
Calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo
Subianto menjawab soal isu dinasti politik yang kerap dikaitkan dengan pasangan
calon wakil presidennya, Gibran Rakabuming Raka. Menurut dia, pada dasarnya
politik di Indonesia tidak bisa terlepas dari dinasti atau faktor keturunan. "Oh dinasti, semua dinasti
Bung," kata Prabowo seusai Rapat Pimpinan Nasional Partai Gerindra di The
Darmawangsa Jakarta, Senin, (23/10/2023).
Prabowo bilang penafsiran terkait dinasti politik itu sangat
tergantung perspektif. Masyarakat, kata dia, dapat memilih untuk melihat
fenomena itu dari sudut pandang positif atau negatif. "Kita jangan cari
yang negatif lah, cari yang positif, orang mau berbakti apa salahnya,"
kata dia.
Sebelumnya, penunjukkan Gibran sebagai cawapres untuk
mendampingi Prabowo dianggap sebagai upaya Presiden Joko Widodo membangun
dinasti politik. Selain Gibran, sejumlah anak Jokowi juga menduduki jabatan
mentereng, seperti Kaesang Pangarep yang didapuk menjadi Ketua Umum Partai
Solidaritas Indonesia dan Bobby Nasution-menantu Jokowi-yang menjadi Wali Kota
Medan.
Menurut Prabowo Subianto, dinasti politik tak bisa terlepas
dari politik Indonesia, bahkan dirinya sendiri. Dia mengakui bahwa dirinya
merupakan anak dari Soemitro Djojohadikusumo, ekonom Indonesia yang sempat
menduduki sejumlah jabatan menteri era Orde Lama maupun Orde Baru.
Prabowo juga mengakui bahwa kakeknya, Margono Djojohadikusumo
adalah kalangan elite politik di Indonesia. Margono sempat ditunjuk menjadi
Ketua Dewan Pertimbangan Agung Sementara semasa Presiden Soekarno dan menjadi
pencetus berdirinya BNI. "Saya juga dinasti," ujar dia.
Namun, Prabowo menilai keluarganya merupakan dinasti yang
ingin berkorban untuk Indonesia. Dia menceritakan pamannya gugur saat membela
RI. "Kita dinasti merah putih, kita dinasti patriot, kita dinasti yang
ingin mengabdi untuk rakyat,"
Prabowo mengatakan tak ada salahnya apabila Presiden Jokowi
ingin membangun dinasti politik. Menurut dia, Jokowi akan membangun dinasti
yang ingin berbakti untuk Indonesia. "Kalau dinastinya Pak Jokowi ingin
berbakti untuk rakyat kenapa, salahnya apa? Jadi berpikir yang baik, berpikir
positif," kata dia.
Prabowo menyebut bahwa dinasti politik hal biasa. Ketua Umum
Partai Gerindra itu mengaku selalu bangga mengatakan bahwa ia adalah putra dari
Sumitro Djojohadikusumo, ekonom dan politikus Indonesia. Prabowo juga bangga
pada kakeknya, Margono Djojohadikusumo, sosok pendiri Bank Negara Indonesia.
Menteri Pertahanan tersebut justru berterima kasih ke ayah
dan kakeknya yang telah mendidik dia untuk berbakti kepada bangsa. Meski
terlahir dari keluarga yang punya jabatan, klaim Prabowo, dirinya punya
kontribusi tersendiri buat negara. “Saya sekarang bersama dengan Mas Gibran,
anak muda, ada yang mengatakan dinasti politik. Dinasti di politik dan di semua
bidang kehidupan ya dinasti itu biasa,” ujarnya.
Gagalnya Proyek Lumbung Pangan Nasional ala Prabowo
Proyek food estate digagas Presiden Joko Widodo (Jokowi)
sejak awal periode kedua kepemimpinannya. Proyek senilai Rp 1,5 triliun itu
masuk salah satu Program Strategis Nasional (PSN) 2020-2024 yang mengacu pada
Perpres Nomor 108 Tahun 2022. Food estate merupakan program pemerintah yang
memiliki konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup
pertanian, perkebunan, bahkan peternakan di suatu kawasan.
Greenpeace Indonesia menemukan kegagalan dalam proyek lumbung
pangan atau food estate di Kalimantan Tengah, termasuk di hutan, lahan gambut,
dan wilayah adat. Salah satu kegagalan terkait proyek ini adalah penanaman
singkong di Kabupaten Gunung Mas, yang dikelola oleh Menteri Pertahanan Prabowo
Subianto. Meskipun luas lahan yang disiapkan untuk singkong mencapai 31.719
hektar, Greenpeace menemukan bahwa setengah dari lahan tersebut telah digunakan
untuk berbagai izin penggunaan pribadi dan fasilitas umum.
Lahan food estate ini mencakup permukiman di beberapa desa,
seperti Desa Tampelas, Tewai Baru, Sepang Kota, dan Pematang Limau. Pembukaan
lahan singkong pada November 2020 oleh Kementerian Pertahanan, yang dipimpin
oleh Prabowo, dilakukan tanpa penilaian lingkungan, menurut laporan Greenpeace.
Hal ini menimbulkan gesekan antara pemerintah dan masyarakat adat Dayak.
Proyek food estate serupa juga ditemukan di empat provinsi
lainnya, yaitu Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua. Anggaran awal
proyek lumbung pangan sebesar Rp 1,9 triliun pada 2020-2021 meningkat menjadi
Rp 4,1 triliun pada 2022. Keseluruhan, temuan Greenpeace menggambarkan
tantangan dan kontroversi yang melibatkan proyek food estate ini, termasuk
dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat lokal.
Banyak pihak menilai proyek food estate gagal. Ketua Umum
Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut proyek food estate di
Kalimantan yang membabat jutaan hektare hutan telah gagal.
"Food estate, di mana ada jutaan hektar di babat, terus
gagal. Padahal sudah habis. Nah, ini mau gimana? Sedangkan Kalimantan adalah
paru-paru dunia," kata AHY di acara Fisipol Leadership Forum, UGM, Sleman,
Kamis (20/7).
Kritik juga disampaikan oleh PDIP lewat Sekretaris Jenderal
PDIP Hasto yang melihat proyek Food Estate kini hanya berimbas pada penebangan
hutan yang tidak menghasilkan.
"Dalam praktik pada kebijakan itu ternyata
disalahgunakan, dan kemudian hutan-hutan justru ditebang habis, dan food
estate-nya tidak terbangun dengan baik. Itu merupakan bagian dari suatu
kejahatan terhadap lingkungan," kata Hasto Kristiyanto di Bogor.
Juru bicara bakal calon Presiden koalisi Perubahan Anies
Baswedan, Surya Tjandra menilai pemerintah gagal mengeksekusi proyek food
estate meski telah mengorbankan hutan yang harus dibabat demi membuka lahan.
Surya Tjandra mengatakan ada masalah lain selain kegagalan proyek food estate
yaitu kemana kayu hasil pembabatan hutan yang telah dilakukan untuk membuka
lahan food estate.
"Semua dari hutan yang food estate-nya ini kan ambilnya
dari hutan. Hutan dikeluarkan kemudian diratakan dan bisa ditanam saat itu.
Masalahnya kayunya ke mana? karena tadinya kan ada kayu. Nah food estate-nya
nggak jadi kayunya hilang juga," kata Surya.
Panen Kritik Budget Belanja Senjata Prabowo di Kemhan
Kementerian Pertahanan sedang menyiapkan Rancangan Peraturan
Presiden mengenai Pemenuhan Kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan
Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia 2020-2024. Di dokumen
yang masih dalam proses pembahasan itu tertera kebutuhan anggaran untuk alat
pertahanan dan keamanan hingga 2044 mencapai 124,995 miliar dollar AS atau
setara Rp 1.750 triliun.
Draf rancangan perpres versi Maret 2021 yang diterima Kompas
itu terdiri atas 10 pasal. Di Pasal 2 disebutkan, menteri menyusun rencana
kebutuhan alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam) Kemenhan dan TNI
tahun 2020 hingga 2044. Pengadaannya dilaksanakan tahun 2020 sampai 2024. Ini
berarti pengadaan lima rencana strategis (renstra) atau 25 tahun dipadatkan
dalam waktu dua setengah tahun yang tersisa.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menginginkan modernisasi
besar-besaran untuk TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Ia
menolak apabila kebutuhan yang akan dipenuhi lewat pinjaman luar negeri itu
akan membebani keuangan negara. Ia mencontohkan, pinjaman dengan tenor hingga
28 tahun bunganya amat kecil dan pembayarannya dicicil sedikit demi sedikit.
Dengan demikian, tidak terlalu mengganggu keuangan negara. Pengamat militer
dari Institute for Security and Strategic Studies, Khairul Fahmi, mengapresiasi
rencana Menhan membuat masterplan perencanaan pengadaan alutsista 25 tahun ke
depan dalam bentuk rancangan perpres. Namun, dia mengingatkan, pembuatan
rencana induk itu harus diiringi langkah-langkah untuk memastikan
akuntabilitasnya.
Sementara itu kritik keras datang dari Pengamat Militer
Connie Rahakundini Bakrie perihal beredarnya draft Rancangan Peraturan Presiden
tentang Pemenuhan Kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan Kementerian
Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia 2020-2024.
Sebenarnya yang kita garis bawahi berapapun angkanya, iya
kan, rakyat dan saya termasuk sangat setuju kok. Apalagi setelah terjadi
bencana KRI Nanggala, menurunnya kemampuan alutsista kita, Tapi sekali lagi
tingkat kesiapan yang harus kita capai itu juga tidak membenarkan bahwa
pengadaan itu atau anggaran itu didesain dengan secara revolusioner seperti
sekarang yang saya kagum dan yang saya salut dengan cara-caranya, tetapi dengan
cara-cara yang bias atau tidak jelas," ujar Connie.
Ekonom The Institute for Development of Economics and Finance
(INDEF) Didik J Rachbini angkat suara perihal beredarnya draft Rancangan
Peraturan Presiden tentang Pemenuhan Kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan
Keamanan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia 2020-2024.
"Menurut saya rencana anggaran pertahanan dan keamanan
sampai Rp 1.700 triliun rupiah sudah di luar kepantasan," ujar Didik dalam
keterangan tertulis yang diterima CNBC Indonesia, Kamis (3/6/2021).
Menurut dia, momentum rencana anggaran itu keliru karena
Indonesia sedang berada di tengah krisis akibat pandemi Covid-19. Rencana
tersebut pun tidak laik karena APBN sedang sekarang. Belum lagi ditambah dengan
syarat utang yang tidak masuk akal.
"Pandemi Covid-19 ini meruntuhkan banyak pilar-pilar
sosial kemasyarakatan dan sangat memprihatinkan sehingga lebih memerlukan
dukungan dibandingkan dengan melipatgandakan anggaran untuk pertahanan dan
keamanan," kata Didik.
REFERENSI
VOA Indonesia. (2023,
27 Juli). Aktivis '97-'98: Prabowo Subianto Harus Bertanggung Jawab atas Kasus
Pelanggaran HAM Masa Lalu. VOA Indonesia.
https://www.voaindonesia.com/a/aktivis-97-98-prabowo-subianto-harus-bertanggung-jawab-a
tas-kasus-pelanggaran-ham-masa-lalu/7200324.html
Suara. (2023, 30
Juni). Selalu Dikaitkan dengan Tragedi HAM 1998, Prabowo Tegas: Kalau Rakyat
Percaya Semua Tuduhan Itu, Nggak Usah Pilih Saya. Suara.com.
https://liberte.suara.com/read/2023/06/30/224205/selalu-dikaitkan-dengan-tragedi-ham-1998-
prabowo-tegas-kalau-rakyat-percaya-semua-tudingan-itu-nggak-usah-pilih-saya
Tempo. (2023, 28
Juli). Prabowo Subianto Kembali Dihantui Isu Pelanggaran HAM, Ini Kata
Gerindra. Tempo.co.
https://pemilu.tempo.co/read/1753160/prabowo-subianto-kembali-dihantui-isu-pelanggaran-h
am-ini-kata-gerindra
CNN Indonesia. (2023,
30 Juni). Prabowo Soal Isu HAM Tiap Pemilu: Kalau Percaya, Tidak Usah Pilih
Saya.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230630181253-617-968130/prabowo-soal-isu-ha
m-tiap-pemilu-kalau-percaya-tidak-usah-pilih-saya
CNBC Indonesia (2023,
23 Oktober). Prabowo Bela Gibran: Semua Juga Dinasti Bung Politik Bung! CNBC
Indonesia.
https://www.cnbcindonesia.com/news/20231023172947-4-482950/prabowo-bela-gibran-sem
ua-juga-dinasti-politik-bung
Kompas. (2023, 25
Oktober). Minta Dukungan Rakyat, Prabowo: Jangan Ragu Isu Ini-Itu, Dinasti Ini,
Dinasti Itu. Kompas.com
https://nasional.kompas.com/read/2023/10/25/07585411/minta-dukungan-rakyat-prabowo-jan
gan-ragu-isu-ini-itu-dinasti-ini-dinasti
Connie Bakrie Sindir
Bujet Belanja Senjata Prabowo Rp 1.760 T. (2021, June 1). CNBC Indonesia.
Retrieved November 19, 2023, from
https://www.cnbcindonesia.com/news/20210531131047-4-249530/connie-bakrie-sind
ir-bujet-belanja-senjata-prabowo-rp-1760-t
DKP Nilai Prabowo
Coreng Kehormatan Negara dan TNI. (2014, June 11). Pemilu. Retrieved November
19, 2023, from
https://pemilu.tempo.co/read/584094/dkp-nilai-prabowo-coreng-kehormatan-negara-d
an-tni
PDIP Sebut Food Estate
Kejahatan Lingkungan, Ini Kata Jokowi. (2023, August 20). CNBC Indonesia.
Retrieved November 19, 2023, from
https://www.cnbcindonesia.com/news/20230820164530-4-464438/pdip-sebut-food-es
tate-kejahatan-lingkungan-ini-kata-jokowi
Prof Didik Kritik
Tajam Rencana Budget Pertahanan Rp 1.700 T. (2021, June 3). CNBC Indonesia.
Retrieved November 19, 2023, from
https://www.cnbcindonesia.com/news/20210603082309-4-250178/prof-didik-kritik-ta
jam-rencana-budget-pertahanan-rp-1700-t
Rancangan Perpres
Alutsista Rp 1.750 Triliun Disiapkan, Dipenuhi dari Pinjaman Luar Negeri.
(2021, May 29). Kompas.id. Retrieved November 19, 2023, from
https://www.kompas.id/baca/polhuk/2021/05/29/rancangan-perpres-alutsista-rp-1-750
-triliun-disiapkan-dipenuhi-dari-pinjaman-luar-negeri
Wiranto Sebut Prabowo
Menculik Aktivis atas Inisiatif Pribadi. (2014, June 19). KOMPAS.com. Retrieved
November 19, 2023, from
https://nasional.kompas.com/read/2014/06/19/1522128/Wiranto.Sebut.Prabowo.Menc
ulik.Aktivis.atas.Inisiatif.Pribadi
Tidak ada komentar: