Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900 – 1942
RESUME BUKU
Oleh: Muammar Febriansyah
Judul:
Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900 – 1942
Penulis:
Deliar Noer
Penerbit:
LP3ES, 1980.
Gerakan modern islam di Indonesia
khususnya periode 1900 - 1942 terbagi menjadi 2 yaitu gerakan secara pendidikan
dan gerakan secara politik.
Gerakan
ini dilatarbelakangi oleh adanya tekanan dari pihak Belanda terhadap umat
islam yang membuat kebijakan - kebijakan yang banyak merugikan umat islam.
Salah satunya adalah pembatasan orang yang ingin pergi haji, karena Belanda sangat ketakutan
melihat arab sebagai pusat penyebaran agama islam di seluruh dunia.
. Gerakan pertama adalah gerakan
pendidikan. Secara general bahwa gerakan pendidikan ini bertujuan untuk
mencerdaskan umat islam dalam bidang keagamaan, karena pada masa ini pelajaran
agama islam di sekolah Belanda sangatlah jarang sehingga munculah sebuah
gerakan pendidikan ini.
Banyak sekali lembaga - lembaga
pendidikan yang didirikan sebagai wujud gerakan pendidikan ini sebagai contoh
Al - Irsyad , Sumatra Thawalib,
Muhammadiyah, Persis,
dan sebagainya. Mereka mempunyai cara - cara tersendiri untuk menyampaikan
nilai - nilai islam untuk diajarkan kepada masyarakat. Selanjutnya adalah
gerakan politik. Gerakan politik
ini dilandasi oleh berdirinya Sarekat
Islam. Awalnya Sarekat Islam bergerak dalam
bidang ekonomi tapi seiring berjalannya waktu berubah menjadi politik. Sarekat Islam ini menjadi
tonggak utama gerakan politik islam pada saat itu. Sarekat Islam sendiri banyak menentang segala
kebijakan Belanda
yang banyak merugikan masyarakat. Salah satu cara yang dilakukan oleh Sarekat Islam untuk menyuarakan
aspirasinya adalah dengan bergabung dengan dewan rakyat.
Gerakan modern islam di Indonesia
menimbulkan banyak reaktif dari berbagai kalangan seperti pihak nasionalis,
Belanda, dan kaum
tradisional. Pihak yang bereaksi
terlebih dahulu adalah pihak nasionalis, karena gerakan
ini bertentangan dengan konsep nasionalis yang diusulkan oleh PNI. Hal yang
menjadi pertentangan adalah bagaimana menempatkan nilai - nilai islam di tengah
kehidupan masyarakat. Tetapi
PNI dan gerakan islam mempunyai konsep yang sama yaitu anti terhadap
imprealisme Belanda.
Reaksi ke dua adalah dari pihak Belanda. Dimana pihak Belanda sangat anti
terhadap gerakan islam di Indonesia,
sehingga Belanda
membuat kebijakan - kebijakan yang memojokan umat islam di Indonesia serta
mengerdilkan gerakan islam. Terakhir
adalah reaksi dari kaum tradisional.
Kaum tradisional mempunyai konsep yang hanya mementingkan kehidupan agama untuk
dirinya sendiri tanpa banyak memikirkan kehidupan bernegara dan makanya ada
sedikit gesekan dengan gerakan islam ini, tetapi seiring berjalannya waktu kaum
tradisional ini juga memikirkan tentang anti terhadap imprealisme Belanda sama seperti
gerakan islam itu sendiri.
Tidak ada komentar: